Baca Juga: Usai Akui Bunuh Alvaro, Ayah Tiri Ditemukan Tewas Gantung Diri
“Kalau bisa jualan di marketplace atau media sosial, artinya kita bisa ekspor. Peluangnya besar bagi siapa pun,” jelasnya.
Dukungan Regulasi dan Pemerintah
Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Sigit Nurcahyo, menegaskan pentingnya regulasi adaptif agar kreativitas dapat tumbuh lebih kuat.
Baca Juga: Ekonom Dukung Menkeu Purbaya Tindak Tegas Impor Ilegal Baju Bekas
Forum lintas komunitas seperti ini, menurutnya, memberi masukan konkret bagi pemerintah.
“Industri kreatif sering tidak linear dengan birokrasi. Karena itu, masukan komunitas menjadi bahan penting bagi kami,” ujarnya.
Sigit juga menambahkan bahwa Pemkot Yogyakarta berkomitmen memperkuat ruang kerja kreatif dengan fasilitas seperti studio podcast, foto, dan musik.
Baca Juga: Bocah Hilang 8 Bulan di Pesanggrahan Ditemukan Tewas, Ayah Tiri Ditangkap Polisi
Aktivasi Ruang Kolaboratif
Sebagai pengelola Studio 103, Agung Dini Wahyudi Soelistyo menekankan bahwa ruang kreatif adalah pondasi ekosistem.
“Studio 103 sejak awal bertumbuh dari kolaborasi. Aktivasi ruang harus memberi manfaat yang saling menguntungkan bagi semua pihak,” katanya.
Baca Juga: Demo Buruh di Jakarta Batal, Said Iqbal Pastikan Aksi Susulan Menunggu Pengumuman UMP 2026
Optimisme Ekosistem Kreatif
Diskusi berlangsung hangat dan saling menguatkan, memperlihatkan bahwa monetisasi karya tidak bisa berdiri sendiri tanpa literasi, akses pasar, dan ruang kolaboratif.
Artikel Terkait
Presiden Pakarti Audiensi dengan Wakil Wali Kota Semarang: Komitmen Wujudkan Museum Kartun Indonesia di Kota Lama
Dialog Lensa #6 PSBK Hadirkan Kolaborasi Internasional: Foto, Suara, dan Filosofi Laut Lamalera
Behind the Magic: FFI 2025 Hadirkan Keajaiban Sinema Indonesia
Suarajiwa Tur Konser Kolaboratif Rayakan 75 Tahun Hubungan Prancis–Indonesia, Hari Ini di Ngayogjazz
Pameran Internasional 'Interfaith' di UIN Walisongo: Seni Jadi Jembatan Kerukunan
Wawes Gandeng Penyanyi Malaysia Sophia Liana, Rilis Single Lintas Negara ‘Duwa’