Dialog Lensa #6 PSBK Hadirkan Kolaborasi Internasional: Foto, Suara, dan Filosofi Laut Lamalera

SENANGSENANG.ID — Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) kembali menggelar program unggulan Dialog Lensa, sebuah pertunjukan multimedia berbasis fotografi yang menggabungkan seni visual dan suara dalam satu ruang interpretasi.

Edisi ke-6 bertajuk Sitting with the Sea ini menjadi istimewa karena menggandeng NorthSite Contemporary Arts dari Cairns, Australia, sebagai mitra kolaborasi internasional.

Foto 360 Derajat dan Musik Imersif: Menyelami Laut sebagai Ibu Kehidupan

Digelar di Pendapa Diponegoro, Kompleks PSBK, Kembaran Tamantirto, Kasihan, Bantul, Sabtu (8/11/2025), pertunjukan berlangsung dalam dua sesi berdurasi 35 menit.

Baca Juga: Gus Dur Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Cak Imin: Demokrasi Indonesia Kuat Berkat Beliau

Karya fotografi hitam putih dari Vickram Sombu (Kupang, NTT) ditampilkan dalam format lima layar lebar membentuk formasi 360 derajat, mengajak penonton bergerak aktif mengikuti alur visual.

Kurator Kurniadi Widodo menjelaskan bahwa karya ini mengangkat filosofi masyarakat Lamalera tentang laut sebagai Ina Lefa — ibu yang memberi kehidupan.

Tangkapan laut disebut Knato, anugerah dari Tuhan dan leluhur, sementara simbol Pleang dan Tali Leo menjadi penanda keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Baca Juga: Pasca Ledakan di Masjid Sekolah, SMAN 72 Jakarta Siap Kembali Gelar Kegiatan Belajar Besok

“Filosofi ‘Tite Pi Reme Ki’ mengajarkan bahwa setiap kekecewaan akan terobati oleh harapan baru,” ujar Kurniadi.

The Ironing Maidens: Musik yang Menyatu dengan Gambar

Pertunjukan menjadi semakin menyentuh ketika duo seniman Patty dan Jack dari The Ironing Maidens (Cairns, Australia) menghadirkan desain suara imersif yang merespons langsung tampilan fotografi.

Baca Juga: Rayakan 40 Tahun Persahabatan Kyoto–Yogyakarta, Doraemon Hadir dalam Kemasan Bakpia Matcha

Musik improvisasi mereka menciptakan lapisan suara yang bisa dinikmati dari berbagai sudut, mendorong penonton untuk merespons secara artistik, bukan sekadar naratif.