SENANGSENANG.ID — Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, masuk dalam daftar tokoh yang diusulkan menerima gelar Pahlawan Nasional.
Usulan ini mendapat dukungan penuh dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang menyebut Gus Dur sebagai tokoh kunci dalam memperkuat demokrasi di Indonesia.
“Demokrasi kalau tidak ada Gus Dur, tidak akan kuat di Tanah Air,” ujar Cak Imin dalam penutupan Musabaqoh Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) di Jakarta Pusat, Minggu (9/11/2025).
Baca Juga: Rayakan 40 Tahun Persahabatan Kyoto–Yogyakarta, Doraemon Hadir dalam Kemasan Bakpia Matcha
Pesantren dan Demokrasi: Warisan Pemikiran Gus Dur
Cak Imin menekankan bahwa demokrasi Indonesia tak bisa dilepaskan dari khazanah ilmu pesantren yang menjadi rujukan Gus Dur dalam memimpin bangsa.
“Subkultur pesantren memberi makna dan warna. Demokrasi tidak akan bisa dimaknai sebagai jalan kemajuan kalau tidak ada rujukan ilmu-ilmu pesantren,” jelasnya.
Ia juga berpesan kepada para santri untuk menjaga demokrasi sebagai warisan perjuangan Gus Dur.
“Kita bangga dan bersyukur atas usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Gus Dur. Beliau adalah gong reformasi dan demokrasi,” tambahnya.
Respons Soal Polemik Soeharto, Cak Imin Pilih Tak Berkomentar
Dalam kesempatan yang sama, Cak Imin enggan berkomentar soal polemik pengusulan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan Gelar.
“Saya sebagai menteri tidak bisa berkomentar siapa saja yang akan didukung. Kita tunggu saja keputusan Dewan Gelar,” tegasnya.
Artikel Terkait
Proses Administrasi Rampung, Pemkab Kudus Perkuat Usulan KH Raden Asnawi sebagai Pahlawan Nasional
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Mahfud MD: Sudah Sesuai Syarat Yuridis
Hasan Nasbi: Soeharto Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Jokowi Tanggapi Wacana Soeharto dan Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional: Semua Pemimpin Punya Jasa
80,7 Persen Publik Setuju Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Makin Menguat, Surya Paloh dan Titiek Soeharto Beri Dukungan