SENANGSENANG.ID - Perayaan Paskah akan menjadi seremoni dan rutinitas belaka ketika kisahnya dihadirkan tanpa penghayatan.
Untuk itulah para siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berupaya menunjukkan kepada publik bahwa kisah sengsara Yesus Kristus layak dihadirkan dengan proses kontekstualisasi dengan situasi masyarakat hari ini.
Semua itu bakal ditunjukkan dalam pergelaran Taplo Paskah yang dihelat Jumat, 7 April 2023 besik di komplek SMA Stella Duce 2, Jalan Dr Sutomo 16 Yogyakarta.
Baca Juga: Libur Lebaran Idul Fitri, Pemain ASTI Diminta Jaga Kondisi, Sejumlah Turnamen Menanti
"Kami membayangkan bahwa jika Yesus hadir di jaman ini, tentu masyarakat yang memprotes dan menghujat Dia adalah orang-orang yang biasa saja: pedagang pasar, aparat birokrasi, petani dan nelayan, aparat militer, barisan emak-emak, tukang parkir, tukang ojek, dan sebagainya."
"Jenis orang yang sama pula lah yang juga awalnya rajin menjadi followers setia Yesus. Kisah sengsara juga tidak lepas dari konteks sosial dan politik kala itu," beber Felix Gading Purnama, tim produksi Tablo Paskah SMA Stella Duce 2 Yogya.
Lanjut Felix, kami meyakini bahwa rakyat Yerusalem jaman itu takut dengan para penjajah Romawi, namun ada rasa kesal dan curiga pula dengan intrik oknum aparat Romawi.
Kehadiran Simon Kirene bisa menggambarkan bahwa sebagian dari kita adalah jenis orang kepo, yang ingin tahu urusan orang lain, namun menolak dimintai partisipasi untuk menjawab persoalan.
Situasi itulah yang membuat rakyat terbolak-balik hatinya: kadang membenci Sang Guru, kadang menyesal karena membuat Sang Guru tersiksa.
Pertobatan pun akhirnya terjadi tidak hanya pada rakyat yang menghujat, tetapi juga oleh aparat prajurit yang mengawal Yesus dengan setengah hati.
Baca Juga: Kulo Nuwun Yogya, Dekoruma Buka Showroom Pertama di Yogyakarta Tawarkan Konsep Japanese Scandinavian
"Lewat sajian Tablo ini, kami berharap publik yang melihat dan mengikuti proses Tablo ini memiliki kesadaran bahwa kisah sengsara Yesus Kristus yang terjadi 20 abad silam pun masih relevan dengan situasi konkret hari ini di masyarakat kita," bebernya.
Bahwa Tuhan pun hadir dalam persoalan nyata kita hari ini. Dengan demikian alasan logis dan alasan iman mengapa Yesus dihukum mati dapat sungguh dirasakan oleh banyak orang.
Artikel Terkait
Slowanderer Tampilkan Musik Tropical House di Debut 'You Should', Tentang Cinta yang Tak Terungkapkan
Sukses dengan Ayah Ibu, Band Pop Punk Karnamereka Rilis Single 'Titik Nadir' yang Jadi Preambule Album ke-4
Kaesang Pangarep Jadi Host Program Variety Show 'Keramas' di NET TV, Mulai 1 April Setiap Sabtu dan Minggu
Lagu Tujuh Detik Saja, Buah Kolaborasi Dwiki Dharmawan dan Kang Erick yang Menyoal Tentang Penyesalan
Bincang Malam LT Radionet: Kondisi Musik Rock di Yogya Makin Menggeliat
Janjikan Banyak Keunikan, Whani Darmawan Siapkan Pameran Tunggal Lukisan 'Anuning Ning' di Jiwa Gallery