Dibuka OHD Sore Ini di Lokabudaya Magelang, I Made Arya Dwita Dedok Pameran Tunggal On Multiculturalism

photo author
- Sabtu, 10 Juni 2023 | 14:28 WIB
I Made Arya Dwita Dedok pameran tunggal On Multiculturalism di Lokabudaya Magelang. (Foto: Dok.Pribadi)
I Made Arya Dwita Dedok pameran tunggal On Multiculturalism di Lokabudaya Magelang. (Foto: Dok.Pribadi)

SENANGSENANG.ID - Perupa kelahiran Denpasar Bali yang mukim di Magelang, I Made Arya Dwita Dedok menggelar pameran tunggal bertajuk On Multiculturalism di Gedung Lokabudaya Magelang.

Di pameran tunggal yang dibuka oleh Oei Hong Djien (OHD) seorang kolektor terkenal dan pemilik OHD Museum, Sabtu 10 Juni 2023 pukul 16.00 WIB sore ini Dedok, demikian sapaan akrab perupa lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta 1997, akan menyuguhkan 15 karya koleksinya.

"Ada sedikitnya 15 karya lukisan yang aku buat dua tahun terakhir dalam pameran tunggal kali ini," ujar Dedok saat berbincang dengan senangsenang.id di rumahnya Perum Griya Amarta Blok A3 Telukan Danurejo Mertoyudan Magelang Jawa Tengah belum lama ini.

Baca Juga: VW Golf R 333 Seharga Rp1,2 Miliar Ludes Terjual Dalam 8 Menit, Kok Bisa? Ini Istimewanya

Dijelaskan Dedok, pameran tunggalnya kali ini boleh dibilang dadakan, namun demikian bukan berarti asal. Hingga tema On Multiculturalism menjadi kekuatan pameran tunggalnya kali ini.

Kurator pameran On Multiculturalism, I Gede Arya Sucitra yang juga seorang pelukis dan Dosen Seni Murni FSR ISI Yogyakarta menyebut, Dedok telah menghabiskan puluhan tahun mengembangkan bahasa ekspresinya, memadukan nilai-nilai tradisi budaya Bali dengan sistem modern sekaligus konsepsi kesadaran multikultural.

"Keterampilan dan pengetahuan seninya diasah secara konsisten semenjak di sekolah seni SMSR Denpasar dan dikembangkan lebih lanjut melalui eksplorasi seni grafis dan fotografi di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta pada tahun 1991," ujar Gede Arya dalam tulisan kuratorialnya.

Baca Juga: Jadwal Bioskop Magelang dan Temanggung Hari Ini Sabtu 10 Juni 2023, Cek Perubahan Jam Tayang dan HTM-nya

Sebagai seorang seniman, Dedok berdedikasi untuk mengelola ide-idenya, teori seni, konsep penciptaan, ekspresi artistik, dan kepekaan visualisasi ide.

Seperti halnya karakter jiwanya yang ‘ringan, riang, dan humoris’ sentuhan subjektifnya terhadap berbagai gagasan karyanya mengandung elemen karikatural yang kuat, ilustratif dengan pendekatan fantasi berobjek naturalistik, menandakan sebagai keinginan kuatnya bahwa seni selain sebagai media ekspresi personal yang indah sekaligus sebagai media edukasi dan refleksi kritik.

On Multiculturalism, dipilih menjadi tajuk yang secara prinsip mengarahkan cara Dedok ‘menyalakan kembali’ nilai-nilai kebersamaan dalam perbedaan baik atas relasi sosial manusia dengan manusia, hingga metafor dan simbol-simbol ‘pengingat’ yang menegaskan hubungan budaya yang harmonis.

Lukisan Dedok berjudul Doa dan Harapan, AoC, 150cmX200cm, 2022.
Lukisan Dedok berjudul Doa dan Harapan, AoC, 150cmX200cm, 2022. (Foto: Dok. Pribadi)

"Dia mencakup berbagai topik seperti pengalaman seni bermasyarakat, cakrawala literasi multikultur, pemikiran kritis atas pluralitas, pengalaman batin bertoleransi, hingga spiritualitas laku mistik melalui jalan seni," beber Gede Arya.

Terpisah, Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM) Muhammad Nafi menjelaskan, melihat karya-karya seni perupa I Made Arya Dwita Dedok terasa menggelitik mengundang senyum, jenaka, penuh dengan kode-kode dan simbol-simbol yang mampu menarik kita masuk ke suasana romantisme budaya atau kultur. Saling silang antara Bali, Jawa, dan pergaulan global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X