AMUK 1812 Dwi Nata Bebayaning Buwana, Festival Budaya Kampung Ngadinegaran dan Danunegaran Pahami Sejarah

photo author
- Rabu, 26 Juli 2023 | 06:15 WIB
Festival AMUK 1812 digelar Kampung Ngadinegaran dan Danunegaran, 23 - 29 Juli 2023. (Foto: Dok.AMUK1812)
Festival AMUK 1812 digelar Kampung Ngadinegaran dan Danunegaran, 23 - 29 Juli 2023. (Foto: Dok.AMUK1812)

SENANGSENANG.ID - Sebagai kota seni dan budaya, beragam kiprah seni dan budayanya tak pernah habis digelar di Yogyakarta.

Satu lagi geliat seni dan budaya lahir dari Kampung Ngadinegaran dan Danunegaran yang berada di wilayah Kemantren Mantrijeron Kota Yogyakarta.

Adalah Festival Amuk 1812 yang diinisiasi oleh seniman dan warga sebagai penggerak utama. Amanat Mulia Usaha Kampung (AMUK) sendiri merupakan kegiatan yang digagas dengan semangat budaya Jawa kritis.

Baca Juga: Bapak Bejat! Setubuhi Anak Kandung Sendiri hingga Hamil, Pria Warga Kaligondang Purbalingga Dibekuk Polisi

Sebagai seniman dan warga Yogyakarta yang hidup di daerah yang menggunakan kebudayaan sebagai identitas politiknya, akan dihadapkan dengan situasi homogen dan penyeragaman.

Menjadikan kampung dan warga sebagai entitas budaya penting akan merekatkan, menumbuhkan identitas budaya, dan memperkecil gesekan sosial.

Pada konteks ini seni dengan seluruh aspeknya adalah bahasa yang dapat dipakai untuk menempatkan gagasan, ekspresi dan frustasi yang selama ini tak punya wadah.

Baca Juga: Lahan Kas Desa Seluas 1 Hektare di Sleman Terbakar Tadi Malam, 4 Unit Pemadam Dikerahkan Padamkan Api

Kegiatan AMUK melakukan inovasi dengan mencoba memahami sejarah lewat serangkaian media seni seperti tari, lokakarya, pawai, teater, seni rupa.

Inovasi juga diterapkan dalam penggunaan teknologi. Seperti, teater yang menggunakan video mapping untuk menunjang visual panggung dan menampilkan kemasalaluan, Pawai dengan patung kinetik, menciptakan koreografi, diskusi dengan berbagai media perantara.

"Sehingga kegiatan ini hadir lebih kontemporer dan multimedia. Dengan menggunakan beragam media menjadi cara yang lebih cair, relevan, dan kritis untuk memahami sejarah tempat tinggalnya," demikian Isradina Paricha, Staf Media dan Publikasi AMUK 1812 dalam rilis yang diterima Senangsenang.id, Selasa 25 Juli 2023.

Baca Juga: Ayo Buruan Vaksin Mumpung Masih Gratis! Menkes: Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar Tahun Depan

Dijelaskan Isradina, Festival AMUK 1812 dilaksanakan di sekitaran bekas kediaman tokoh Sumodiningrat, tepatnya di kampung Ngadinegaran Kemantren Mantrijeron Yogyakarta.

Sumodiningrat adalah Tumenggung pada masa Hamengkubuwana II yang menjadi korban dari serangan Raffles ke Yogyakarta pada tahun 1812. Rumahnya dihancurkan dan harta bendanya dijarah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X