Digadang sebagai Cawapres Terkuat, Erick Thohir Miliki Potensi Besar Dukungan Kaum Perempuan Jawa Timur

Hal tentu tanpa alasan, karena sebagian besar keputusan di pondok pesantren kurang lebih terdapat intervensi Bu Nyai.

Baca Juga: Garuda Indonesia Siapkan 6.200 Extra Flight ke Lombok selama MotoGP Mandalika 2023

Selain itu, perlu diperhatikan juga beberapa poin yang wajib dimiliki oleh cawapres yakni track record yang clean and clear, amanah, Fathonah dan berwibawa.

Langkahnya sangat mudah, yakni perlu didekati Fatayat dan muslimat.

Hal ini juga yang secara kebetulan dilakukan Erick Thohir saat hadir pada agenda Apel Akbar Fatayat yang dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur belum lama ini.

DR Ummi Chaidaroh SH. MHI, akademisi dari kalangan Nahdatul Ulama dan Berasal dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang menyampaikan bahwa, sangat sederhana kita melihat indikator dan tipikal cawapres yang perlu di dorong untuk mendampingi nama-nama capres yang telah beredar.

Baca Juga: Garuda Indonesia Siapkan 6.200 Extra Flight ke Lombok selama MotoGP Mandalika 2023

"Kedekatan dengan santri dan juga para pengasuh di Ponpes merupakan representasi kedekatan cawapres tersebut dengan masyarakat. Indikator itu sangat terlihat pada pak Erick Tohir yang sering aktif mengunjungi pondok pesantren," jelasnya.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan memenangkan Jawa Timur, potensi menjadi pemenang pada pilpres 2024 sangat besar.

Hal ini seperti diuraikan Akhmad Jayadi, Akademisi dari Universitas Airlangga Surabaya, bahwa ketokohan cawapres yang sangat fleksibel untuk bisa masuk disemua kalangan adalah Erick Tohir.

Baca Juga: Suzuki Catatkan Penjualan Global Kumulatif 90 Juta Unit Kendaraan Roda Empat hingga 2023

"Karena variabel resistennya sangat sedikit sehingga nama Pak Erick Tohir sangat potensi untuk di dorong sebagai cawapres yang potensial," ungkapnya.

Diskusi semakin menarik saat Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya Laili Bariroh, M.Si menjelaskan tentang kemampuan Pak Erick Tohir dalam mengimbangi ruang kosong terkait pengelolan ekonomi politik.

"Hal ini tentu belum dimiliki oleh Capres-capres yang beredar, sehingga jika modal ini menjadi penting untuk menutupi kekurangan -kekurangan yang ada." pungkasnya.**