Begini Penjelasan BMKG Adanya Sesar Baru yang Teridentifikasi sebagai Penyebab Gempa Sumedang

photo author
- Senin, 8 Januari 2024 | 23:17 WIB
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Foto: Youtube Info BMKG)
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Foto: Youtube Info BMKG)

SENANGSENANG.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berhasil mengidentifikasi adanya sesar baru yang menjadi penyebab gempa Sumedang yang terjadi pada Minggu 31 Desember 2023 lalu.

Sesar baru itu diketahui belum pernah terpetakan sebelumnya.

Pada periode menjelang pergantian tahun 31 Desember 2023 tersebut, Kabupaten Sumedang diguncang gempabumi berkekuatan M4,8 dengan lokasi episenter pada koordinat 6,85 derajat LS, dan 107,94 derajat BT, atau tepatnya di darat pada jarak 2 km Timur Laut dari pusat Kota Sumedang, Jawa Barat, dengan kedalaman pusat gempa (hiposenter) 5 km dari permukaan bumi.

Baca Juga: Vina Sebelum 7 Hari Kapan Tayang? Fakta Film yang Diangkat dari Kisah Nyata Kekejaman Geng Motor di Cirebon

Berdasarkan analisa BMKG, gempabumi tersebut diawali dengan dua gempa pendahuluan, yang terjadi pada pukul 14.35 WIB berkekuatan M4,1 dan pukul 15,38 WIB berkekuatan M3,4, kemudian diikuti beberapa kali gempa susulan dengan kekuatan bervariasi antara M2,4 - 4,5.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempabumi yang terjadi pada 31 Desember 2023 lalu, merupakan gempabumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme sumber merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique thrust fault), berarah cenderung utara-selatan.

"Hasil monitoring dampak kerusakan akibat gempa secara visual (makroseismik) dan dengan menggunakan peralatan akselerograf, menunjukkan bahwa guncangan gempabumi tersebut mencapai skala intensitas V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity), yang berarti merupakan guncangan kuat dan menimbulkan kerusakan," jelas Dwikorita dalam konferensi pers hasil survey dan analisis sesar pemicu gempabumi Sumedang secara virtual pada Senin 8 Januari 2024.

Baca Juga: Mantap! Waktu Tanggap Damkarmat Kota Jogja Melebihi Standar Nasional, Capai 10 Menit 30 Detik

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, gempabumi tersebut mengakibatkan 10 orang luka-luka dan 138 rumah rusak yang tersebar di Kabupaten Sumedang (Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang Selatan, Tanjungmedar, Tanjungkerta, Jatinangor, Pamulihan, Rancakalong, dan Surian) serta Kabupaten Bandung (Kecamatan Arjasari dan Cicalengka).

"Memperhatikan sebaran gempabumi susulan, tatanan tektonik (tectonic setting), dan analisis mekanisme sumbernya, gempabumi tersebut disebabkan oleh Sesar Aktif yang melewati Kota Sumedang yang semula belum terpetakan, untuk selanjutnya sesuai analisis data seismisitas BMKG disebut Sesar Sumedang," ujarnya.

Dwikorita menerangkan bahwa wilayah Kabupaten Sumedang merupakan wilayah rawan gempa dengan sumber gempa berasal dari zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia di Samudera Hindia, serta dari beberapa sesar aktif di daratan yang sudah terpetakan.

Baca Juga: Jadwal Bioskop CGV Jogja Hari Ini Senin 8 Januari 2024, Layangan Putus The Movie Masih Tayang di CGV JWalk Mall

Seperti Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo dan Sesar Cipeles, serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.

Sementara berdasarkan Katalog Gempabumi Merusak dari BMKG (2020), wilayah Sumedang sebelumnya telah mengalami gempabumi sebanyak dua kali, yaitu pada 14 Agustus 1955 yang menyebabkan banyak kerusakan bangunan, dan pada 19 Desember 1972 dengan kekuatan M4,5 yang mengakibatkan kerusakan bangunan dan longsoran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X