RS Mardi Rahayu Kudus Beri Edukasi Bahaya Stunting, Angka Prevalensi di Kudus Capai 15,7 Persen

photo author
- Senin, 22 Juli 2024 | 21:00 WIB
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, dr Pujianto membuka kegiatan edukasi tentang stunting di hadapan ibu- ibu anggota Posyandu Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati Kudus. (Foto: Muhammad Thoriq)
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, dr Pujianto membuka kegiatan edukasi tentang stunting di hadapan ibu- ibu anggota Posyandu Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati Kudus. (Foto: Muhammad Thoriq)

SENANGSENANG.ID - Rumah Sakit (RS) Mardi Rahayu Kudus aktif memperkuat edukasi tentang stunting di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati, Senin 22 Juli 2024.

Dokter Umum RS Mardi Rahayu, dr Stefani Pramudita Jaya, menjadi penyuluh utama dalam kegiatan edukasi masalah stunting yang dihadiri oleh puluhan ibu-ibu anggota Posyandu desa setempat.

Kegiatan yang digelar RS Mardi Rahayu di Lapangan Bulutangkis RT.01-RW.02 Desa Jati Wetan ini mengusung tema "Jangan Sampai Ibu Glowing Tapi Anak Stunting", menyoroti pentingnya perawatan gizi anak untuk mencegah stunting.

Baca Juga: Yuk Ikutan Lomba Karya Jurnalistik dan Sosial Media Piala Presiden 2024, Rebut Hadiah Total Rp300 Juta

Topik menarik ini disampaikan dengan tujuan agar para ibu memperhatikan gizi dan tumbuh kembang anak.

Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, dr Pujianto menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai bagian dari dukungan terhadap Program Si Cantik (Aksi Cegah Anak Stunting dengan Intervensi Kolaboratif).

Program Si Cantik yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Kudus pada Juni 2024 lalu untuk menurunkan prevalensi stunting.

Baca Juga: Raden Ajeng and the Angel Wings Rilis Single Berjudul Cassia, dalam Balut Melodi Memikat dan Lirik Penuh Makna

Pemerintah telah menetapkan pada tahun 2024 ini target prevalensi stunting harus mencapai 14 persen.

"Sedangkan di Kabupaten Kudus pada tahun 2023 angkanya masih cukup tinggi yaitu 15,7 persen," ungkap Pujianto, didampingi Kades Jati Wetan Agus Susanto.

Melihat kondisi tersebut, perlu upaya intensif dalam menurunkan angka prevalensi stunting setidaknya 1,7 persen agar mencapai target 14 persen di tahun 2024.

 Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari 2 tahun.

Baca Juga: Resmikan Desa Wisata Krebet, Menparekraf Sandiaga Uno: Destinasi Kriya Batik Kayu Terbaik

Standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Thoriq

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X