Kebijakan tersebut, menurutnya, bertujuan untuk menata ulang struktur organisasi setelah kementerian terpecah menjadi tiga bagian, sesuai arahan presiden untuk efisiensi anggaran.
“Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran. Karena pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang dan ingin membenahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah,” jelas Satryo.
Ia juga menilai bahwa para demonstran menggunakan pendekatan menarik perhatian publik.
“Pendemo kan cari sesuatu yang menarik, intinya kita sedang bersih-bersih,” tambahnya.
Respon dari Istana Kepresidenan
Menanggapi isu yang memicu aksi demonstrasi ini, Istana Kepresidenan menyatakan keyakinannya bahwa konflik tersebut dapat diselesaikan melalui dialog yang tenang.
Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa penyelesaian masalah ini memerlukan pendekatan hati ke hati.
“Sejauh ini kita yakin bisa diselesaikan dengan dialog dari hati ke hati dan kepala dingin,” ungkap Hasan pada Senin, 20 Januari 2025.
Hasan juga menegaskan bahwa pihak istana menunggu hasil dialog internal kementerian sebelum memberikan komentar lebih lanjut.
“Kita tunggu saja hasil dialog yang akan dilakukan di internal kementerian,” tutup Hasan.**
Artikel Terkait
Jusuf Hamka Blak-blakan Mengaku Punya Hutang Budi pada A.M. Hendropriyono, Terkuak Alasan Dibebaskan dari Penjara Setelah 37 Tahun
Muhammadiyah Setuju Libur Selama Ramadan, Haedar Nashir: Jadikan Arena Mendidik Karakter
Tidak Libur, Pemerintah Akan Umumkan Konsep Pembelajaran Selama Ramadan, Surat Edaran Rampung Minggu Depan
Rekam Jejak Menteri Satryo yang Didemo Anak Buahnya hingga Dituding Arogan: Lahir di Belanda hingga Dikenal sebagai Ilmuwan di Kampus ITB
Surat Edaran Pembelajaran Ramadan Siap Ditandatangani, Mendikdasmen Ungkap Termasuk Aturan untuk Siswa Non Muslim
Pegawai Kemendiktisaintek akan Laporkan Menteri Satryo ke DPR! Direspons Titiek Soeharto, Neni Herlina: Bu Titik Ingin Ketemu Saya