Aktivitas Tambang di Raja Ampat Tuai Sorotan hingga Izinnya Dicabut, Wilayah yang Dikenal Punya Hasil Bumi Melimpah Sejak Dulu

photo author
- Selasa, 10 Juni 2025 | 16:26 WIB
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (tengah) saat jumpa pers terkait pencabutan izin tambang terhadap 4 perusahaan di Raja Ampat. (Dok. Sekretariat Presiden)
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (tengah) saat jumpa pers terkait pencabutan izin tambang terhadap 4 perusahaan di Raja Ampat. (Dok. Sekretariat Presiden)

SENANGSENANG.ID - Aktivitas pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, kini tengah menuai sorotan publik.

Hal itu usai Presiden RI, Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya untuk meninjau langsung lokasi kawasan tambang di Raja Ampat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkap hal tersebut seraya menegaskan pihaknya telah mencabut 4 izin usaha tambang (IUP) terhadap 4 perusahaan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Dapat Kucurkan Dana Rp277 Miliar dari Pemerintah, Begini Reaksi Warganet

Hal itu dilakukan, salah satunya berdasarkan aspirasi dari tokoh masyarakat setempat.

"Dalam rapat kami, kita minta aspirasi dari tokoh-tokoh masyarakat, apa sesungguhnya yang terjadi dan mereka meminta agar tolong dipertimbangkan empat IUP yang masuk dalam kawasan Geopark," ungkap Bahlil dalam jumpa pers di Istana Negara Jakarta, Selasa 10 Juni 2025.

Pencabutan dilakukan terhadap empat IUP yang berada di luar Pulau Gag, yaitu PT Nurham, PT Anugrah Surya Pertama, PT Kawei Sejahtera Mining, dan PT Mulia Raymond Perkasa.

Baca Juga: Cerita Raffi Ahmad Beli 50 Kambing Kurban yang Dijual Ibu Fadil Jaidi di Momen Iduladha 2025

Berkaca dari hal itu, Raja Ampat memang sejak dulu dikenal sebagai lokasi 'harta karun' dari hasil bumi yang potensial, mulai dari rempah-rempah, perkebunan, hingga perikanan.

Antropolog Leonard Y. Andaya dalam riset berjudul The World of Maluku (1993) mengisahkan, selama masa Kesultanan Tidore atas Raja Ampat, kekuasaannya memanfaatkan wilayah tersebut untuk meraih kekayaan dan meningkatkan kesejahteraan.

Tidore kemudian menjadikan sektor perikanan dan rempah-rempah sebagai komoditas utama ekspor.

Baca Juga: Bocah 15 Tahun Gowes dari Brebes Demi Temui Dedi Mulyadi: Berhenti Sekolah karena Tak Ada Uang, Orang Tua Tiada Saudara Entah Kemana

Dari sini, diketahui 'harta karun' di Raja Ampat tetap dimanfaatkan oleh Tidore dan warga lokal Papua.

Menurut riset Ekspedisi Tanah Papua (2008), kesultanan Tidore hanya mengambil serba sedikit dari apa yang disediakan alam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X