SENANGSENANG.ID - Sebagian publik internasional tengah ramai menyoroti kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terkait imigrasi. Hal itu memicu aksi unjuk rasa besar-besaran di Los Angeles.
Dilansir dari Reuters, sebelumnya Trump telah memberlakukan kebijakan yang melarang masuknya warga negara dari 12 negara ke wilayah AS.
"Kebijakan baru ini mulai berlaku pukul 00.01 pada Senin, 9 Juni 2025 dan diberlakukan untuk melindungi warga negara Amerika dari ancaman keamanan," Demikian pernyataan resmi Gedung Putih sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis 12 Juni 2025.
Larangan total berlaku bagi warga dari 12 negara berikut, Afghanistan, Myanmar, Chad, Kongo, Guinea Ekuatorial, Eritrea, Haiti, Iran, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.
Usut punya usut, alasan Trump memberlakukan kebijakan itu untuk melindungi warga negaranya dari ancaman keamanan.
Secara rinci, Trump menjelaskan larangan masuk untuk warga dari 12 negara itu merupakan respons terhadap serangan bom molotov di Boulder, Colorado, pada 1 Juni 2025 lalu.
Baca Juga: Respon Evan Dimas usai Kondisi Fisiknya Tuai Sorotan di Medsos, Minta Fans Timnas Tak Perlu Cemas
Serangan terjadi saat unjuk rasa mendukung sandera Israel yang ditawan Hamas di Jalur Gaza. Pelaku dilaporkan memasuki Amerika secara ilegal.
"Insiden ini menunjukkan bahaya besar saat warga asing masuk tanpa pemeriksaan ketat," ungkap Trump.
Kini di tengah ramainya kontroversi terkait larangan imigran masuk ke wilayah Amerika Serikat, China, justru memberlakukan kebijakan pembebasan visa transit untuk imigran dari 55 negara.
Baca Juga: PMI Sleman Gelar Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Aman dan Tangguh Bencana, Ini Tujuan Besarnya
Negara pesaing utama AS dari sisi ekonomi itu menarik perhatian sebagian publik internasional usai resmi menerbitkan surat pernyataan resmi visa bebas transit 240 jam dari Kantor Imigrasi Nasional China, pada Kamis, 12 Juni 2025.
Dilansir dari laman resmi Pemerintah China, Kantor Imigrasi menyebut warga negara dari Indonesia dapat menggunakan kebijakan bebas visa tersebut.
Artikel Terkait
Ketegangan Meningkat Imbas Tarif Resiprokal, China dan AS Bakal Berunding di Jenewa Akhir Pekan Ini
Update Perang Dagang AS vs China, Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu Kini Sepakat Pangkas Tarif Impor
AS-China Sepakat Tak Lakukan Pemisahan Ekonomi Total, Redakan Gejolak Pasar Global Imbas Kenaikan Tarif Impor
Pengakuan Elon Musk, Alasan Pamit ke Donald Trump hingga Dugaan Matanya Lebam Gegara Narkoba
Kontroversi Elon Musk vs Donald Trump, Eks Penasihat Keuangan AS Itu Kini Ingin sang Presiden Dimakzulkan
Telisik Musabab Los Angeles yang Kini Chaos Gegara Kebijakan Donald Trump Bikin Migran Migrain