Tekanan publik kian besar, dengan tuntutan reformasi total di tubuh pemerintahan.
Baca Juga: Solois Trio Wijaya Rilis Album #isikepala, Berisi 9 Lagu Hasil Kontemplasi Diri Selama 5 Tahun
Dalam laporan yang sama, pengamat politik di Nepal, Yog Raj Lamichhane bahkan menilai akar masalah ini adalah ketimpangan yang sudah lama terjadi hingga memicu gelombang tuntutan reformasi besar-besaran di Nepal.
“Anak pejabat hidup dari keuntungan politik orang tuanya. Ini menimbulkan frustasi luar biasa di kalangan rakyat biasa,” jelas Yog Raj.
Hal serupa disampaikan Dipesh Karki, dosen Kathmandu University. Menurutnya, sejak masa kerajaan hingga kini, kekuasaan di Nepal cenderung dikuasai oleh segelintir elite.
Baca Juga: Erick Thohir Stop Naturalisasi Baru, Anggap Liga dan Diaspora Sudah Cukup untuk Timnas Indonesia
“Fenomena nepo kids hanyalah wajah baru dari praktik lama, yaitu penangkapan sumber daya oleh kelompok elit,” tegas Karki.
Pada akhirnya, fenomena nepo kids kini dianggap sebagai simbol nyata ihwal ketidakadilan sosial di Nepal.**
Artikel Terkait
Imbas Demo Ricuh di DPR, KRL Beroperasi Hanya Sampai Stasiun Kebayoran
Gelar Demo di Bundaran Gladak, Peternak Ayam Solo Desak Mentan Amran Mundur Jika Gagal Atasi Krisis Jagung
Dipanggil Prabowo ke Istana, Kepala BIN Klaim Indonesia Sudah Aman Usai Rangkaian Demo Agustus 2025
SBY: Rangkaian Demo Menyadarkan Pentingnya Dialog hingga Optimisme Indonesia yang Lebih Baik di Bawah Kepemimpinan Prabowo
Pasca Demo Tunjangan DPR, Rieke Diah Pitaloka Ikut Kritik Tukin Kementerian: Kemenkeu 300 Persen Tunjangannya
Demonstrasi Gedhen di Kathmandu Nepal Berakhir Ricuh, Dipicu Skandal Korupsi hingga Larangan Main Medsos