DPR, pemerintah, TNI-Polri, hingga partai politik disebut perlu menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki keadaan.
Baca Juga: Erick Thohir Tepis Kritik Vanenburg, Janjikan Kesempatan Lebih untuk Pemain Timnas U-23
"Saya rasa Indonesia sedikit lagi bisa berada di titik itu, kalau semisalnya hari ini tidak ada keseriusan untuk berbenah diri," tegas Ketua BEM UI itu.
Agus juga menyinggung soal cara merespons kemarahan publik. Menurutnya, meredakan kemarahan rakyat tidak bisa hanya dengan langkah sementara.
"Yang namanya amarah publik itu harus diredam dengan menuntaskan akar masalahnya, bukan cuma 'dikipas-kipaskan asapnya' untuk sementara waktu," ucapnya.
Baca Juga: Kenapa Mobil Keluarga Paling Diminati di Indonesia? Ini Sederet Alasannya
Ketua BEM UI tersebut lantas menambahkan, jika pola lama terus dipertahankan, maka potensi ledakan sosial tak terhindarkan.
"Pada akhirnya (amarah publik) akan menjadi bom waktu," tutup Agus.**
Artikel Terkait
Pesona Nepal Van Java dan Cerita Ganjar Pranowo yang Langganan Gowes di Tempat Ini
Kota Yogyakarta dan Kathmandu Nepal Sepakat Kembangkan Sister City, Empat Bidang Ini Jadi Prioritas
Demonstrasi Gedhen di Kathmandu Nepal Berakhir Ricuh, Dipicu Skandal Korupsi hingga Larangan Main Medsos
Fenomena Nepo Kids Anak Pejabat Jadi Pemicu Demo Gedhen hingga Tuntutan Reformasi di Nepal
Ironi Ketimpangan di Balik Kekacauan Demo Gedhen Nepal, 10 Persen Orang Kaya Berpenghasilan 3 Kali Lipat Warga Miskin
64 Anak Hadapi Proses Hukum Buntut Demo Ricuh di Jatim, Emil Dardak: Tujuannya Membina Bukan Menghukum