SENANGSENANG.ID - Eks Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Thomas Trikasih Lembong atau akrab disapa Tom Lembong, ikut bersuara soal tuntutan 17+8 yang mencuat setelah aksi demonstrasi besar pada akhir Agustus 2025 lalu.
Tuntutan 17+8 sendiri muncul sebagai rangkuman aspirasi massa setelah aksi demonstrasi besar yang salah satunya menuntut adanya perubahan dalam sistem pemerintahan RI.
Hal tersebut hingga kini menjadi bahan perbincangan publik, terkhusus oleh pengamat politik di Tanah Air.
Baca Juga: Kodim 0705 Magelang Sabet Juara Pertama Badminton Danrem 072 Pamungkas Cup 2025
Perihal itu, Tom Lembong menilai tuntutan 17+8 bisa menjadi langkah awal menuju perubahan sistem pemerintahan di Indonesia.
Dalam siniar YouTube Raymond Chin yang tayang pada Jumat, 12 September 2025, Tom menyebut munculnya aspirasi itu adalah momentum yang tidak bisa dianggap sepele.
"Saya melihat tuntutan 17 plus 8, itu langkah awal yang baik. Tentu, setelah langkah pertama, akan ada langkah kedua, ketiga, dan keempat," sebutnya.
Baca Juga: Enam Bintang Muda DIY Tembus Super Tiket Audisi Umum PB Djarum 2025: Mimpi Besar dari Tanah Istimewa
Tom Lembong menekankan, proses perubahan harus dilakukan secara bertahap dan konsisten.
Menurutnya, terkait suara masyarakat, audiens, dan teknologi adalah modal penting yang bisa mendorong lahirnya perbaikan dalam sistem pemerintahan.
"Jadi menurut saya, mari kita mulai dari mana kita berada, lalu kita gunakan apa yang kita miliki. Kalau dilakukan terus-menerus, perubahan itu akan terjadi dengan sendirinya," imbuh Tom Lembong.
Baca Juga: Amerta Restaurant 1O1 Style Yogyakarta Malioboro Hadirkan Deretan Menu Kreatif 'Bite To Remember'
Untuk menggambarkan pentingnya perubahan bertahap, Tom Lembong lantas menganalogikan perubahan tersebut dengan sebuah dongeng tentang peristiwa dalam papan catur yang memiliki 64 kotak.
Dalam ceritanya, Tom mengisahkan seorang raja yang menawarkan hadiah apapun kepada penasehatnya agar kerajaan dapat berdiri dengan kokoh.
Artikel Terkait
Tom Lembong Bicara Momentum Berbenah usai Dipanggil Komisi Yudisial Terkait Pelaporannya
Kencang Gaung 17+8 Tuntutan Rakyat di Medsos, Yusril: Pemerintah Respons Positif. Mustahil Mengabaikan
Ihwal 17+8 Tuntutan, Menteri Bahlil Sebut Respons Terukur Jadi Kunci Jawab Aspirasi Rakyat
Saat Influencer Andovi-Chia Suarakan Tuntutan 17+8, Ingatkan RUU Pilkada Bisa Dikebut Satu Malam
Menkeu Purbaya Soal Tuntutan 17+8: Itu Suara Sebagian Kecil Rakyat
Baru Menjabat, Menkeu Purbaya Minta Maaf Soal Ucapannya Terkait 17+8