Meski begitu, sebagian besar berangsur pulih. “Tadi ada sekitar 225 yang sudah dipulangkan. Jadi semoga semuanya bisa cepat pulih,” ujarnya.
Evaluasi Program MBG
Di tingkat provinsi, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan kasus ini harus menjadi bahan evaluasi serius.
Dedi menyebut, makanan MBG yang dikonsumsi siswa basi akibat terlalu lama disimpan.
“Waktunya sudah terlalu lama, antara dimasak dan dimakan, dan itu harus menjadi bahan evaluasi,” terang Dedi dalam pernyataan yang sama.
Baca Juga: Terus Menjadi yang Terdepan, ASUS Kembali Hadirkan Jajaran Laptop AI dengan Performa NPU 45+ TOPS
Gubernur Jabar itu lantas meminta dapur penyelenggara menyesuaikan jam masak dengan jam distribusi agar makanan tetap segar.
“Jadi jangan masaknya terlalu sore atau malam, kalau bisa agak mepet ke pagi agar nasi dan makanannya disajikan masih dalam keadaan fresh,” sebut Dedi.
Meski belum memutuskan apakah dapur MBG akan dihentikan sementara, Dedi memastikan evaluasi akan digelar terbuka bersama penyelenggara.
Baca Juga: Intiland Rogoh Kas Rp250 Miliar untuk Lunasi Sukuk Ijarah, Targetkan Rp3,5 Triliun di Akhir 2025
Hingga kini, terkhusus bagi sebagian publik, langkah tersebut akan dinantikan sebagai hal yang bukan sekadar janji, melainkan jaminan agar peristiwa serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.**
Artikel Terkait
Menyoal Kasus 214 Siswa Keracunan MBG di Kota Bogor, Hasil Uji Lab Temukan Bakteri E. coli dan Salmonella
Buntut Kasus KLB Keracunan MBG di Kota Bogor, Kepala BGN Lakukan Evaluasi Pengiriman dan Penyajian Makanan
DPR Soroti Bahan Tempat Makan MBG: Sarankan Pakai Produk Lokal, Desak BGN dan BPOM Buat Standar Keamanan
Heboh di Medsos, Siswa Tuban Temukan Belatung di Lauk MBG yang Dibagikan
Banyak Kejadian Siswa Keracunan MBG, Wakil Ketua DPR Minta BGN Supervisi Lapangan
Heboh Dugaan Food Tray MBG Mengandung Minyak Babi! Jika Terbukti, Istana dan BPOM Siap Turun Tangan