Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kerusakan lahan dan infrastruktur mulai terdata secara rinci:
- 204,63 hektare lahan pertanian rusak, terutama tanaman pangan dan hortikultura.
- 21 rumah warga mengalami kerusakan berat.
- Fasilitas pendidikan, kesehatan, dan gardu PLN masing-masing rusak berat satu unit.
- 3 orang luka parah akibat material vulkanik dan proses evakuasi.
Baca Juga: Pendowoharjo Gelar Potensi Budaya 2025, Langkah Menuju Desa Rintisan Budaya
“Selain lahan pertanian rusak, ada rumah rusak berat 21 unit, termasuk fasilitas pendidikan, kesehatan, dan gardu PLN,” kata Abdul Muharil, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Pengungsian Warga
Hingga kini, sekitar 528 orang mengungsi di berbagai titik penampungan. Namun sebagian warga memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda.
Relawan dan aparat terus mengedukasi warga agar tidak beraktivitas di sungai berhulu Semeru yang berpotensi dialiri lahar dingin maupun awan panas guguran.
Aktivitas Semeru yang masih fluktuatif menjadi peringatan bahwa ancaman erupsi belum mereda.
Otoritas kebencanaan menegaskan fokus mitigasi adalah menjaga keselamatan warga dan meminimalkan korban jiwa dengan memperketat zona larangan di sekitar gunung.**
Artikel Terkait
Belajar dari Gunung Semeru, BNPB Siapkan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki
Gunung Semeru Naik Status ke Level IV Awas, Awan Panas Beruntun Terjadi
Erupsi Gunung Semeru: 3 Desa Terdampak, 178 Pendaki Terjebak di Ranu Kumbolo
Gunung Semeru Kembali Bergolak, Warga Diimbau Waspadai Tumpukan Material Vulkanik Berubah Jadi Lahar Dingin
Erupsi Gunung Semeru: 1.116 Warga Masih Mengungsi, Pemkab Lumajang Ingatkan Donasi Lewat Jalur Resmi
Gunung Semeru Masih Awas: Letusan Berulang, Warga Diminta Jauhi Zona Merah