Hasil identifikasi awal menunjukkan kayu berasal dari beragam proses.
Baca Juga: Dua Mahasiswa DKV ISI Surakarta Jadi Ilustrator Karakter Komik Lewat Program MBKM Mandiri
“Ada kayu hasil gergajian, kayu yang dicabut bersama akar dengan alat berat, kayu akibat longsor, dan kayu hasil pengangkutan loader,” jelas Irhamni.
Kombinasi karakteristik tersebut mendorong penyidik memperluas pemeriksaan, termasuk kemungkinan praktik ilegal yang memperparah dampak banjir.
Penyelidikan Diperluas ke Pesisir
Baca Juga: Agak Laen: Menyala Pantiku! Melenggang Tak Ada Lawan, Menuju 5 Juta Penonton
Selain di Sumatera Utara, tim penyelidikan juga bergerak ke Sumatera Barat untuk menelusuri kayu yang terbawa hingga pesisir laut.
“Inventarisasi dilakukan untuk memastikan apakah kayu di pesisir merupakan dampak bencana atau ada campur tangan manusia,” tambah Irhamni.
Kasus ini menjadi sorotan karena dugaan aktivitas manusia di hulu sungai disebut berpotensi memperparah bencana alam.
Pemeriksaan terhadap perusahaan diharapkan dapat mengungkap apakah praktik land clearing ilegal turut berperan dalam tragedi banjir bandang Garoga.**
Artikel Terkait
Kayu Gelondongan Perparah Dampak Banjir di Tapanuli Selatan, BNPB: Distribusi Bantuan Fokus Wilayah Ini
Pemerintah Ungkap Indikasi Perusahaan Konsesi di Balik Banjir Sumatra, 20 Perusahaan Terancam Dicabut Izinnya
Misteri Kayu Gelondongan di Tengah Banjir Sumatera, Polri dan Kementerian Kehutanan Turun Tangan
Deforestasi Masif di Sumatra Picu Banjir dan Longsor, WALHI Soroti Perizinan Negara
WALHI Desak Pemerintah Evaluasi Izin Usaha Pasca Banjir dan Longsor di Sumatra
Menteri LH Ungkap Kayu Gelondongan Perparah Banjir Tapanuli, 4 Perusahaan Disetop