Ia menyebut pendekatan yang akan digunakan bersifat humanis, komprehensif, dan partisipatif.
“Kami akan bentuk tim di sekolah-sekolah, melibatkan orang tua, murid, dan masyarakat agar pengawasan lebih menyeluruh,” ujar Mu’ti.
Dua Kasus Terbaru yang Mengguncang Publik
Keprihatinan terhadap bullying semakin meningkat setelah dua kasus mencuat ke publik. Pertama, meninggalnya MH, siswa SMPN 19 Tangerang Selatan, yang diduga menjadi korban bullying.
Baca Juga: Satu Windu PSJB Paramarta: Ketika Sastra Jawa Menyatukan Generasi
MH sempat dirawat intensif di RS Fatmawati Jakarta selama sepekan sebelum meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025).
Kedua, pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta yang masuk kategori Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), juga disebut sebagai korban bullying.
Menurut Densus 88, pelaku mengalami tekanan psikologis dan merasa tertindas sejak awal tahun.
“Yang bersangkutan merasa kesepian dan tidak tahu harus menyampaikan kepada siapa. Ada motivasi dendam terhadap perlakuan yang dialaminya,” ungkap AKBP Mayndra Eka Wardhana dalam konferensi pers (11/11/2025). **