“Maka LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) kita siaran konvensional, tapi harus bisa generate obrolan kita dengan Olivia. Dan bisa berjejaring dengan medsos, LPPL akan menginformasikan terus, sehingga masyarakat bisa cerdas, pelajar juga bisa diedukasi,” ujarnya.
Menurut Ganjar, literasi menjadi ujung tombak agar masyarakat tak terbelah di era disrupsi informasi.
Oleh karena itu, LPPL baik radio maupun televisi, diharap mengambil peran dengan memberikan kabar positif, untuk merangsang warga berperan dalam pembangunan negeri.
Dengan fenomena itu, Ganjar menginstruksikan LPPL yang tergabung dalam Persada.id, agar menimba ilmu dengan LPP RRI.
Baca Juga: Puncak HPN di Kudus dan Jepara, Wartawan Harus Cerdas dan Profesional, Pers Menyejukkan
“Kenapa (menggandeng) RRI? Kita latihan bersama juga lakukan capacity building, literasi digital radio, media ke anak muda generasi Z, agar selalu adaptif pada perkembangan zaman dan konten menarik,” urainya.
Direktur Utama RRI Hendrasmo setuju dengan pemikiran Ganjar. Menurutnya, media punya tugas untuk menjadi penerang di kala disrupsi informasi.
“Intinya sekarang literasi guna membedakan informasi (benar dan hoaks),” ungkapnya.**
Artikel Terkait
Di Acara Puncak HPN 2023, Presiden Jokowi: Terima Kasih Insan Pers atas Kontribusinya kepada Bangsa dan Negara
Presiden Jokowi Sebut Ada Tiga Tantangan yang Dihadapi Pers Indonesia di Era Disrupsi Digital Saat Ini
Cerita Olivia Marbun yang Doa dan Impiannya Miliki Laptop Terkabul di Puncak Acara Hari Pers Nasional 2023