Menurut Hudono, saat ini ada kecenderungan pers melupakan khitohnya dan mulai ikut-ikutan media sosial, menyebabkan beritanya diragukan.
"Pers Pancasila ini akan menjadi penyaring berita-berita hoaks yang meresahkan masyarakat. Dan ingat, Pers Pancasila ini sangat aktual sehingga tetap relevan ditarapkan kapanpun, dimanapun."
"Pers Pancasila ini betul-betul 'made in' Indonesia. Jadi mengapa kita menggunakan pers lain, kalau kita sendiri sudah memiliki pers yang spesisfik yaitu Pers Pancasila," katanya.
Hudono pun mengajak seluruh wartawan di PWI DIY untuk senantiasa mengimplementasikan Pers Pancasila dan jangan dilupakan.
Baca Juga: PT SIS Perkenalkan Grand Vitara, Dibekali Teknologi Pintar SHVS untuk Eksplorasi Gaya Hidup Modern
"Pers Pancasila menjadi panduan moral dan hati nurani bagi wartawan. Tanyakan dalam diri kita apakah saat menjalankan profesi benar-benar sudah menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Pers Pancasila ini bisa menjadi rujukan," katanya.
M Wirmon Samawi mengucapkan selamat Hari Pers Nasional ke-77 seraya berterima kasih kepada segenap pengurus PWI DIY dan IKWI DIY yang telah melakukan ziarah.
Menurutnya, banyak nilai-nilai dan semangat yang bisa diteladani dari para tokoh pers terdahulu, yaitu semangat kegigihan, kerja keras dan nasionalisme yang tinggi.
"Semoga kita semua (insan pers) bisa meneladani semangat itu dan optimis mampu melewati setiap tantangan zaman, dengan selalu menyajikan karya jurnalistik yang berkualitas dan terpercaya," katanya.**
Artikel Terkait
Peringati HPN 2023, PWI dan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur Deklarasi Laut Bersih dan Seminar
PWI DIY Lakukan Lawatan ke BBPPMPV Seni dan Budaya, Gelar Tanding Persahabatan Bulutangkis dan Tenis Meja
PWI DIY, Jateng, dan Surakarta Berkolaborasi Selenggarakan 'UKW Joglosemar' yang Pertama di Yogyakarta
Puncak HPN di Kudus dan Jepara, Wartawan Harus Cerdas dan Profesional, Pers Menyejukkan
HPN 2023 di Kulon Progo, Pj Bupati Tri Saktiyana: Pers Berkolaborasi Dukung Pengembangan Pariwisata