Hari Anak Internasional diperingati mulai paruh pertama abad ke-20 sebagai respons terhadap pekerja anak di sebagian Masa Revolusi Industri.
Nazi Jerman memaksa anak-anak Eropa Timur dan Yahudi usia 12 tahun ke atas untuk bekerja.
Anak-anak juga menghadapi dampak buruk yang luas selama dan setelah Perang Dunia.
Sementara di Amerika Serikat, pemerintah memaksa seluruh keluarga orang Amerika keturunan Jepang ke kamp interniran.
Peristiwa-peristiwa itu menyebabkan anak-anak mengalami pelecehan, penindasan, dan perampasan HAM yang mendasar.
Beberapa forum internasional dan kelompok hak asasi anak bekerja sama meminta perhatian terhadap pelanggaran HAM itu.
Hingga di Konferensi Jenewa, para pemimpin dunia memutuskan untuk melindungi anak-anak di seluruh dunia.
Upaya mendeklarasikan Hari Anak Internasional mengalami kemajuan nyata di Jenewa pada tahun 1925.
Hari khusus pun diserukan untuk melakukan advokasi bagi anak-anak yakni pada tanggal 1 Juni 1950 sekaligus perayaan pertama kalinya.
Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Susu Sedunia. Peringatan ini digagas oleh Food and Agricultural Organization (FAO) dan diperingati sejak 2001.
Artikel Terkait
Usulan Indonesia Dikabulkan, UNESCO Akui Idulfitri dan Iduladha Jadi Hari Besar Keagamaan
Ruang Riang Cinema, Tandai Hari Film Nasional dan Harapannya bagi Sineas Jogja
Sambut Hari Kartini, Perupa Perempuan Jogja Gelar Kimaya Art Exhibition 2024 Bertajuk Infinity
Peringatan Hari Buruh di Kudus Tanpa Unjukrasa, SPSI Minta Semua Pekerja Terlindungi Jaminan Sosial
Peringati Hari Buku Nasional, Pemkot Jogja Sediakan 12 Titik Gerakan Sumbang Buku
Puncak Hari Bakti Dokter Indonesia 2024 Digelar IDI dengan Bakti Sosial Kesehatan di Yogyakarta, Ini Alasannya