Korban bisa mendapat serangan kapan saja, bahkan di tempat yang seharusnya aman seperti rumah.
Ini menciptakan perasaan terancam yang konstan, memicu stres kronis yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Dari segi kesehatan mental, korban kekerasan verbal online berisiko mengalami depresi, kecemasan, dan dalam kasus ekstrem, keinginan bunuh diri.
Lindungan Anonimitas
Kekerasan verbal online hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari perundungan digital, pelecehan seksual online, hingga ujaran kebencian.
Anonimitas menjadi salah satu faktor kunci yang mendorong tindakan kekerasan verbal di media sosial.
Dengan bersembunyi di balik layar, pelaku dapat bersembunyi di balik layar dan tidak terbebani konsekuensi langsung dari ucapannya.
Hal ini menciptakan ilusi kekebalan yang mendorong perilaku agresif, dan Ini juga yang menyebabkan ekosistem game online dan media sosial sangat rentan dengan perundungan digital.
Perlindungan Terhadap Kekerasan Verbal
Regulasi Basic Online Safety Expectations (BOSE) di Australia, menetapkan standar keamanan bagi platform digital.
Selain itu, terdapat mekanisme pelaporan yang jelas, transparan, dan perlindungan khususnya untuk anak-anak.
Pendekatan ini dapat melengkapi UU ITE melalui program literasi digital, dan mewajibkan platform untuk mengembangkan kebijakan penggunaan konten yang lebih ketat.
Artikel Terkait
Viral! Lokasi Pelantikan KPPS di Kampar Riau Diserbu Banjir, Kursi Mengambang Petugas Tunggang Langgang
Elon Musk Klaim Berhasil Tanam Chip dalam Otak, Dosen Unair Beberkan Fakta Ini
Viral Ular Piton Masuk ke Kamar Mandi Kos, Warganet Auto Panik sampai Bilang Begini
Disebut Mirip Kelelawar, Nyoman Nuarta: Filosofi Desain Istana Garuda Simbol Penyatuan 1.300 Suku di Indonesia
2 Prasasti Kuno Bertuliskan Aksara Cina Ditemukan di Pegunungan Lasem, Awalnya Dikira Bongpay
Viral Lomba Makan Pisang dengan Gestur Adegan Dewasa, Sontak Bikin Warganet Mencak-Mencak