Ia merasa waktunya untuk beristirahat telah tiba dan tak ingin lagi kembali ke puncak Lawu.
Keputusannya untuk pensiun bukan karena keterpaksaan, melainkan sebuah pilihan yang penuh kesadaran.
"Beliau sudah bilang ingin istirahat, tidak ingin naik gunung lagi. Maunya tinggal di rumah bareng keluarga," ungkap Syaiful.
Kepergian Mbok Yem bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga bagi ribuan pendaki yang pernah singgah di warungnya.
Warung sederhana miliknya di puncak Lawu bukan hanya tempat beristirahat, tapi juga simbol keteguhan dan keramahan di tengah dinginnya udara pegunungan.
Kini, warung yang sudah puluhan tahun berdiri itu tengah dalam pertimbangan keluarga besar.
Belum ada keputusan resmi apakah warung tersebut akan dilanjutkan oleh generasi berikutnya atau tidak.
"Nanti kami bicarakan bersama keluarga besar. Sekarang fokus dulu untuk melepas kepergian beliau," tambah Syaiful.
Mbok Yem telah menjadi bagian dari sejarah Gunung Lawu.
Sosoknya yang sederhana, hangat, dan penuh semangat menjadikan ia lebih dari sekadar penjaga warung.**
Artikel Terkait
Hutan Gunung Lawu Terbakar, Ratusan Personil Gabungan Berjibaku Padamkan Api
Kades Wunut Klaten Kembali Viral! Bagikan THR kepada 2.289 Warga Desanya, Nilainya Nggak Receh
Willie Salim Minta Maaf Terkait Hilangnya Rendang 200 Kg saat Masak Besar setelah Pernyataan Wali Kota Palembang Viral
Tak Dimaafkan Masyarakat Meski Telah Klarifikasi, Willie Salim Dilaporkan ke Polisi karena Dianggap Mencemari Citra Palembang
Rencana Pertemuan Anak-Anak Presiden RI Dibocorkan Kaesang Pangarep, Puan Maharani Sampaikan Kemungkinan Ini
Geger Ridwan Kamil Diduga Selingkuh hingga Punya Anak, Wanita Ini Bongkar Isi DM Instagram