5 Fakta di Balik Bola Api Misterius di Langit Cirebon: BRIN Sebut Meteor, BMKG Kumpulkan Data

photo author
- Senin, 6 Oktober 2025 | 16:22 WIB
Rekaman CCTV saat sebuah benda asing diduga meteor melintas di kawasan Cirebon, Jawa Barat. (Instagram/t_djamal)
Rekaman CCTV saat sebuah benda asing diduga meteor melintas di kawasan Cirebon, Jawa Barat. (Instagram/t_djamal)

“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan - Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35 - 18.39,” ujar Thomas dalam unggahan Instagram pribadinya, @t_djamal, Minggu 5 Oktober 2025.

Baca Juga: Menunggu Finalisasi Regulasi MBG, Langkah Pemerintah Jaga Keberlanjutan Program Prioritas

Thomas menjelaskan bahwa berdasarkan kesaksian warga dan data sensor BMKG Cirebon, pada pukul 18:39:12 WIB terdeteksi adanya getaran yang kemungkinan disebabkan oleh gelombang kejut dari meteor saat memasuki atmosfer.

“Meteor jatuh di Laut Jawa,” tambahnya.

3. Bukan dari Fenomena Hujan Meteor Draconid

Baca Juga: 4 Fakta Terkini Evakuasi Al Khoziny: dari Korban Tewas Bertambah Jadi 37 Orang hingga Dampak Pembusukan Jenazah

Thomas menegaskan, meteor yang melintas di langit Cirebon bukan bagian dari hujan meteor Draconid, meskipun fenomena tersebut memang sedang terjadi pada 5-8 Oktober 2025.

“Karena ini ukuran cukup besar sehingga menimbulkan gelombang kejut,” katanya.

Sebagai informasi, hujan meteor Draconid berasal dari puing-puing komet 21P Giacobini-Zinner yang terbakar di atmosfer Bumi.

Baca Juga: 5 Fakta di Balik Crash Brutal Marc Marquez di MotoGP Mandalika: dari Perpanjang Kutukan hingga Potensi Cedera Bahu

Hujan meteor ini biasanya terlihat dari arah rasi bintang Draco dan menghasilkan hingga 10 meteor per jam.

Namun, karakteristik meteor di Cirebon menunjukkan skala yang jauh lebih besar dan tunggal, bukan serpihan kecil seperti hujan meteor pada umumnya.

4. BMKG Kertajati Kumpulkan Data Tambahan

Baca Juga: FKY 2025: Adoh Ratu Cedhak Watu, Digelar di Logandeng Gunungkidul 11-18 Oktober 2025

Sementara itu, BMKG Stasiun Kertajati masih melakukan penelusuran untuk memastikan sumber dentuman keras tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X