"Kini prajurit keraton punya tugas pokok melanjutkan dan melestarikan Keraton Yogyakarta. Mereka tidak berperang namun untuk acara budaya, keagamaan seperti Grebeg yang dilaksanakan Kraton."
Baca Juga: Tim Pata Yamaha Hadirkan Livery Spesial 'Terima Kasih Indonesia' di World Superbike 2023 Mandalika
"Namun disisi lain prajurit keraton tetap melaksanakan tugas, menjaga keamanan dan ketertiban di keraton sebagai tugas membantu para abdi dalem," sambungnya.
Budayawan KRT Jatiningrat yang juga dihadirkan dalam diskusi budaya menambahkan jiwa berjuang sudah ada dari dulu di masyarakat Yogyakarta setelah Pangeran Mangkubumi memutuskan untuk pergi dari Kasunanan Surakarta.
Saat itu dinarasikan Mangkubumi tersinggung karena Susuhan Pakubuwono II yakni kakaknya menyerahkan Kerajaan Mataram pada Belanda.
Baca Juga: Horoskop Shio Anjing Minggu 5 Maret 2023 Raih Timbal Balik dalam Cinta, pa pun yang Terjadi
Beranjak lebih jauh, pada periode 1945 hingga 1970 prajurit Kraton Yogyakarta sempat mengubah bentuk (dibekukan) karena kebijakan Sri Sultan HB IX untuk memastikan kelanjutan keprajuritan.
Fungsi perang diubah menjadi upacara yang akhirnya juga mengubah pakaian para prajurit lebih berwarna seperti yang dikenal saat ini," jelas KRT Jatiningrat yang akrab disama Romo Tirun.
Diceritakan Romo Tirun, prajurit keraton sangat berpengaruh dan fungsional, siap berperang.
Baca Juga: Ramalan Bintang Virgo Minggu 5 Maret 2023 Pertemuan Romantis yang Tiba-tiba Diramalkan Bakal Terjadi
Sampai-sampai Belanda menginginkan pimpinan prajurit Keraton adalah kolonel Belanda, namun ditolak Sultan.
Meskipun demikian tetap ada seorang kolonel Belanda bisa mengatur dengan komandan di situ.
Namun pada praktiknya tak bisa mengatur karena prajurit Keraton diubah dari sisi pakaian sehingga tak memberi kesan untuk berperang dan keberadaannya tetap ada.
Ia melanjutkan, saat itu diubah dari perang menjadi untuk upacara. Maka sampai sekarang seperti itu, karena dulu Belanda sangat khawatir terutama setelah Ngayogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia.
Artikel Terkait
Sandiaga Uno: Orang Indonesia Jago Bikin Konten, Kita Harus Bikin Ekosistem, Pak Jokowi Sudah Buka Diskursus
Yogyakarta Siap Jadi Kota Ramah Industri Kreatif, Dukungan Pemerintah dan Komunitas Lokal Adalah Kunci
Ratusan Siswa SD Negeri Mojosongo VI Surakarta Peringati HPSN 2023 Lewat Aksi Komunikotavisual
Ini Dia 10 Duta Anak Kota Jogja 2023, Ciptakan Atmosfir Pergaulan Anak yang Sehat dan Kondusif
Unik, Rakernis Logistik Polri 2023 Digelar Menarik Usung Kearifan Lokal Nganggo Busono Jowo Ngayogjokarto