"Ini juga mengapa prajurit memiliki pakaian yang menarik, bukan lagi untuk perang tapi upacara," imbuh Romo Tirun.
Baik Gusti Yudha maupun Romo Tirun mengamini bawasanya keprajuritan Kraton yang sudah mengakar budaya harus terus dilestarikan ke depan.
Selama ini baik abdi dalem maupun bregodo keprajuritan memiliki cara unik untuk meregenerasi diri yakni dari orangtua pada anak, namun tidak sedikit yang muncul dari keinginan pribadi orang per orang.
Untuk itulah baik Gusti Yudho maupun Romo Tirun tak mempersoalkan bermunculannya bregodo-bregodo baru di setiap kampung di Yogyakarta.
Namun demikian keduannya menggarisbawahi, jangan meniru yang sudah menjadi milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan segala ciri khasnya.
"Jangan lantas membuat yang serupa atau sama persis dengan yang sudah menjadi pakem di Keraton," tandas Romo Tirun.**
Artikel Terkait
Sandiaga Uno: Orang Indonesia Jago Bikin Konten, Kita Harus Bikin Ekosistem, Pak Jokowi Sudah Buka Diskursus
Yogyakarta Siap Jadi Kota Ramah Industri Kreatif, Dukungan Pemerintah dan Komunitas Lokal Adalah Kunci
Ratusan Siswa SD Negeri Mojosongo VI Surakarta Peringati HPSN 2023 Lewat Aksi Komunikotavisual
Ini Dia 10 Duta Anak Kota Jogja 2023, Ciptakan Atmosfir Pergaulan Anak yang Sehat dan Kondusif
Unik, Rakernis Logistik Polri 2023 Digelar Menarik Usung Kearifan Lokal Nganggo Busono Jowo Ngayogjokarto