Nenek berusia 124 tahun ini tinggal di tepi jalan Pengasih – Nanggulan, Kalurahan Tanjungharjo, Nanggulan Kulonprogo.
Generasi sebelumnya juga berumur panjang. Kakek Mbah Parni berusia lebih dari 162 tahun, dan bapaknya meninggal di usia 126 tahun.
Mbah Parni semakin dikenal dan namanya viral di media sosial lantaran pituturnya yang selalu bermuatan wejangan tentang hidup sehat dan selamat.
Ingatan mbah Parni masih kuat, bicaranya cukup tangkas dan bersemangat.
Baca Juga: Presiden Terpilih Prabowo Subianto Sebut Pertanian Penentu Nasib Bangsa ke Depan
Menurutnya, kunci hidup sehat adalah selalu menjaga pikiran. Walaupun dalam kondisi sesulit apapun, kita harus bisa mengendalikan pikiran.
“Jangan dibuat pening, karena pikiran yang rumit bisa mendatangkan keburukan,” tutur mbah Parni.
Pitutur mbah Parni yang cukup popular di medsos adalah, 'ojo pekok'.
“Wong urip neng alam donya yen mboten pekok, pikiran digawe encer, senajan ora duwe ya bisa nyandhang bisamadhang, lan bisa netepi kelumrahan. Ning nek wong pekok kancane setan. Nek mboten pekok setan ora doyan,” tutur Mbah Parni bersemangat.
Baca Juga: Jadwal Bioskop CGV Jogja Jumat 26 Juli 2024, Ipar Adalah Maut Masih Bertahan Mengoyak Emosi Penonton
Makna pitutur tersebut adalah, orang hidup di dunia ini asal tidak pekok, berpikir cerdas, meskipun tidak punya (harta) ya tetap bisa berpakaian, bisa makan, dan bisa hidup lumrah.
Namun kalau orang pekok temannya setan. Kalau tidak pekok, setan tidak doyan.
Menurut Godod, kegiatan jamasan tahun ini lebih meriah karena didukung berbagai komunitas dan paguyuban, antara lain Paguyuban Pelestari Tosan Aji Kulon Progo 'Runcing Wangi' yang akan memamerkan puluhan pusaka kuno. Selain itu juga ada pameran akik dan pusaka-pusaka
kuno lainnya.**
Artikel Terkait
Lebur Kembul Bujana Wiwit Mbako, Tradisi Petani Temanggung Jelang Musim Tanam Tembakau
Mohon Berkah dan Produksi Melimpah, PG Mojo Sragen Gelar Selametan Giling
Ini 21 Item Kegiatan Peringati Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-212, dari Upacara Adat Bucalan hingga Lomba Literasi Aksara Jawa
Merawat Tradisi Berpikir di Kadipaten Pakualaman, Membumikan Filosofi Memayu Hayuning Bawana bagi Kesejahteraan Jogja
Balai Pelestarian Kebudayaan Lakukan Konservasi Cegah Mikroorganisme, Candi Asu Dibersihkan
Sekretariat Perkumpulan Kasih Abadi Sleman Kini Miliki Gedung Sendiri, Mengiur Sejak 2002