Sedangkan kegiatan sarasehan menghadirkan empat narasumber, Godod Sutejo (budayawan, pelukis), Sugut Riyanto (penjamas keris), Yadi (penggemar burung perkutut), dan Suryanto (pecinta katuranggan).
Baca Juga: OC Kaligis dan Ronny Sompie Bergabung: LKBPH PWI Pusat Siap Lawan Kriminalisasi Wartawan
Godod Sutejo memaparkan, orang Jawa dulu memiliki kemelekatan batin dengan empat hal, yaitu Curigo (pusaka), Kukilo (burung perkutut), Turonggo (kendaraan), dan Wanito (wanita). Setiap orang memiliki prioritas yang berbeda.
“Ada orang yang mengutamakan pusaka untuk membentengi diri, kemudian burung perkutut sebagai hiburan, kendaraan sebagai sarana transportasi, dan terakhir wanita untuk memiliki keturunan. Namun ada pula yang lebih mendahulukan wanita lalu disusul kebutuhan-kebutuhan lainnya,” ucap Godod.
Sementara itu, Yadi dan Suryanto menyampaikan pendapat yang sama, bahwa Perkutut Katuranggan sebagai burung piaraan memiliki vibrasi atau gelombang energi positif yang dapat mempengaruhi kehidupan pemiliknya.
Baca Juga: AirAsia Buka Penerbangan Langsung ke Hongkong, Ini Jadwal dan Tarifnya dari Bali dan Jakarta
"Ada katuranggan yang disebut junjung derajat, udan emas, banyu mili, sri rejeki, lurah, temu gulu, dan sebagainya," jelas Yadi.**
Artikel Terkait
Mohon Berkah dan Produksi Melimpah, PG Mojo Sragen Gelar Selametan Giling
Restorasi Sosial Berbasis Budaya Jawa untuk Wujudkan Kesejahteraan Sosial, Begini Caranya
Merawat Tradisi Berpikir di Kadipaten Pakualaman, Membumikan Filosofi Memayu Hayuning Bawana bagi Kesejahteraan Jogja
Balai Pelestarian Kebudayaan Lakukan Konservasi Cegah Mikroorganisme, Candi Asu Dibersihkan
Sekretariat Perkumpulan Kasih Abadi Sleman Kini Miliki Gedung Sendiri, Mengiur Sejak 2002
Gelar Workshop Pertanian Zero Waste, Tim PPK Ormawa DKV ISI Surakarta Hadirkan Narasumber Praktisi