Jamasan Pusaka di Khayangan, Aktualisasi Wisata Budaya Kulonprogo

photo author
- Kamis, 8 Agustus 2024 | 10:39 WIB
Godod Sutejo (kiri) melihat pameran batu di acara Jamasa Pusaka di Lembah Kayangan Kulonprogo. (Istimewa)
Godod Sutejo (kiri) melihat pameran batu di acara Jamasa Pusaka di Lembah Kayangan Kulonprogo. (Istimewa)

Sedangkan kegiatan sarasehan menghadirkan empat narasumber, Godod Sutejo (budayawan, pelukis), Sugut Riyanto (penjamas keris), Yadi (penggemar burung perkutut), dan Suryanto (pecinta katuranggan).

Baca Juga: OC Kaligis dan Ronny Sompie Bergabung: LKBPH PWI Pusat Siap Lawan Kriminalisasi Wartawan

Godod Sutejo memaparkan, orang Jawa dulu memiliki kemelekatan batin dengan empat hal, yaitu Curigo (pusaka), Kukilo (burung perkutut), Turonggo (kendaraan), dan Wanito (wanita). Setiap orang memiliki prioritas yang berbeda.

“Ada orang yang mengutamakan pusaka untuk membentengi diri, kemudian burung perkutut sebagai hiburan, kendaraan sebagai sarana transportasi, dan terakhir wanita untuk memiliki keturunan. Namun ada pula yang lebih mendahulukan wanita lalu disusul kebutuhan-kebutuhan lainnya,” ucap Godod.

Sementara itu, Yadi dan Suryanto menyampaikan pendapat yang sama, bahwa Perkutut Katuranggan sebagai burung piaraan memiliki vibrasi atau gelombang energi positif yang dapat mempengaruhi kehidupan pemiliknya.

Baca Juga: AirAsia Buka Penerbangan Langsung ke Hongkong, Ini Jadwal dan Tarifnya dari Bali dan Jakarta

"Ada katuranggan yang disebut junjung derajat, udan emas, banyu mili, sri rejeki, lurah, temu gulu, dan sebagainya," jelas Yadi.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X