Sejarah Palang Merah Indonesia, Rancangannya Sempat Ditolak hingga Kini Eksis sebagai Organisasi Kemanusiaan

photo author
- Selasa, 3 September 2024 | 23:59 WIB
Ilustrasi. Simulasi kesiapsiagaan dan aksi kemanusiaan PMI. (Istimewa)
Ilustrasi. Simulasi kesiapsiagaan dan aksi kemanusiaan PMI. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Palang Merah Indonesia (PMI) mengadakan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada Selasa 3 September 2024, bekerja sama dengan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) Asia Tenggara.

Kegiatan itu digelar beriringan dengan hari jadi PMI, salah satu organisasi kemanusiaan yang bertindak sebelum, selama, dan setelah bencana maupun keadaan darurat kesehatan bagi orang-orang yang rentan.

Ternyata, organisasi yang acap kali menularkan semangat dalam kegiatan kemanusiaan ini ternyata juga aktif di berbagai negara.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Paus Fransiskus, Umatku Miskin dan Aku Salah Satu dari Mereka

Di antara banyak organisasi palang merah di dunia, salah satunya ada di Swiss, yang berdiri dengan nama Schweizerisches Rotes Kreuz.

Ada juga di Italia dengan nama Croce Rosca Italiana, hingga Amerika Serikat yang diberi nama American Red Cross.

Di kancah internasional, PMI juga dikenal aktif dalam menjalankan misi palang merah dunia. PMI menjadi salah satu anggota dari komunitas IFRC yang terdiri dari 11 negara di Asia Tenggara.

Kegiatan penanaman 244 tanaman budidaya dan pelindung di Tangerang Volunteer Park.
Kegiatan penanaman 244 tanaman budidaya dan pelindung di Tangerang Volunteer Park. (Instagram.com/@bappeda.kabtangerang)

Sejarah Palang Merah Dunia

Sejarah palang merah bermula dari kisah Henry Dunant, seorang pemuda asal Swiss yang namanya terkenal karena menolong lebih dari 40.000 korban pertempuran di Kota Solferino, Italia Utara, pada tahun 1859.

Kala itu, Henry Dunant berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III.

Dalam bukunya yang berjudul Kenangan dari Solferino, Henry memiliki gagasan untuk membentuk organisasi kemanusiaan dunia, serta mengadakan perjanjian internasional demi perlindungan bagi para sukarelawan.

Baca Juga: Batik Lasem dan Tradisi Penjamasan Bendhe Becak Sunan Bonang Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Kisahnya yang terkenal itu terjadi pada tahun 1863. Kala itu, Henry bersama empat orang warga Kota Jenewa membentuk Komite Internasional untuk memberi bantuan para tentara yang cedera.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X