Wa ammaa idżaa mabtalaahu fa qodaro 'alaihi rizqohuu fa yaquulu robbii ahaanan.
"Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
Rasulullah memberikan contoh selalu berprasangka baik pada Allah SWT, bahkan saat mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Aiyah RA istri Rasulullah pernah menceritakan:
وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ الَ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
Wa idzaa ro-aa maa yakrohuu, qoola alhmadulillah 'alaa kulli haal.
"Dan apabila melihat sesuatu yang dibenci, beliau mengucapkan: "Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan," HR Ibnu Majah.
Prasangka buruk itu dilarang karena itu sebuah dosa yang membawa dampak yang negatif bagi diri dan lingkungannya.
Allah SWT mengingatkan dalam surat Al Hujurat ayat 12.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ
Yaa ayyuhalladżiina aamanujtanibuu katsiiron minadz-dzonni, Inna ba'dhodz-dzonni itsmun.
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purbasangka itu dosa."
Sedangkan berprasangka baik akan mendatangkan kebaikan dari Allah, yang membawa manfaat bagi diri dan orang lain.
Artikel Terkait
Materi Khotbah Jumat 31 Januari 2025: Keselamatan Manusia Tergantung pada Kemampuannya Menjaga Lisan
Materi Khotbah Jumat 7 Februari 2025: Dalam Melaksanakan Salat Harus Hati-Hati, Karena Ada Godaannya
Materi Khotbah Jumat 14 Februari 2025: Kebaikan adalah Kunci Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat
Materi Khotbah Jumat 21 Februari 2025: Semangat Berdoa di Bulan Puasa, Doa adalah Ruh dan Inti Ibadah
Materi Khotbah Jumat 28 Februari 2025: Tujuan Utama Puasa, Mencapai Derajat yang Paling Mulia yaitu Takwa