Materi Khotbah Jumat 30 Mei 2025: Mencari Rezeki Harus Didasari Dengan Ketaatan Kepada Allah SWT

Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

"Segala puji hanya bagi Allah dalam segala situasi (apapun kenikmatan)," HR Ibnu Majah, Hakim.

Rezeki disyukuri dengan cara menggunakannya untuk melaksanakan ketaatan pada Allah SWT.

Kemudian secara sosial digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungjawabnya.

Baca Juga: Syarat Batas Usia Loker Tak Sepenuhnya Dihapus, Begini Peraturan yang Baru

Surat At-Tholaq ayat 7.

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِۦ ۖ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُۥ فَلْيُنفِقْ مِمَّآ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَآ ءَاتَىٰهَا ۚسَيَجْعَلُ ٱللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

Liyunfiq dżuụ sa'atin min sa'atih. Wa man qudiro 'alaihi rizquhuụ falyunfiq mimmaā aātaāhullah, laā yukallifullahu nafsan illaā maā aātaāhaā, sayaj'alulloohu ba'da 'usriy yusroo.

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya."

"Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan."

Baca Juga: IFG Dukung Ketenangan Masyarakat selama Long Weekend Melalui Layanan Perlindungan Perjalanan, LifeSAVER

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

خُذِى مِنْ مَالِهِ بِالْمَعْرُوفِ مَا يَكْفِيكِ وَيَكْفِى بَنِيكِ

Khudz min maalihii bil ma'ruufi maa yakfiiki wa yukfii baitik.

"Ambillah dari hartanya apa yang mencukupi anak-anakmu dengan cara yang patut," (HR Bukhari, No.5364; Muslim, No.1714).