SENANGSNANG.ID - Menyongsong pergantian tahun baru 1 Muharam 1447 H atau 1 Sura 1959 Dal, almanak Jawa, Kadipaten Pakualaman Yogyakarta menyambutnya dengan berbagai adat tradisi diantaranya tradisi jenang mranggul, pagelaran wayang kulit dengan lakon Dewa Ruci dan lampah ratri.
Membuat jenang Mranggul merupakan bentuk ungkapan rasa syukur bahwa masih diberi kesempatan untuk mrangguli atau bertemu dengan tahun yang baru datang.
Jenang Mranggul sendiri merupakan bubur terbuat dari beras dengan diberi lauk pauk di atasnya seperti irisan telur dadar, gorengan kacang tanah dan kedelai hitam, abon dan sayur krecek.
Baca Juga: Takar Potensi Investasi RI-Malaysia, Anwar Ibrahim: Terlalu Besar tapi Belum Dioptimalkan
Sedangkan pagelaran wayang kulit dan lampah ratri sebagai media untuk menyatukan semua lapisan masyarakat dengan tidak membeda-bedakan status sosialnya semua memiliki kesamaan sebagai mahkluk Tuhan Yang Masa Esa.
Demikian diungkap Putra Dalem K.G.P.A.A. Paku Alam X, B.P.H. Kusumo Suryo Bimantoro seusai menyerahkan wayang tokoh Bimo kepada dalang Ki J. M. Darmowiguna menandai pagelaran wayang dengan lakon Dewa Ruci dimulai.
"Kegiatan ini menjadi sarana menyatukan masyarakat dalam kebersamaan memohon agar tahun ini lebih baik lagi," tutur Mas Suryo begitu sapaan akrabnya.
Lebih lanjut menurut putra Wakil Gubernur DIY ini, nanti pada tengah malam ada lampah ratri yang pesertanya para Sentana, Abdi Dalem dan juga masyarakat umum akan berjalan kaki dengan tapa bisu.
"Selama berjalan dengan rute yang sudah di tentukan mereka tidak berbicara satu sama lain. Dengan tujuan agar dapat memfokuskan diri pada harapan dan kenginan terbaiknya," terangnya.
Lampah ratri dengan rute di mulai dari Pura Pakualaman ke luar lewat pintu gerbang Barat menuju ke Selatan Jalan Sultan Agung kemudian masuk Jalan Bintaran ke Selatan belok kiri ke Jalan Tamansiswa ke Utara menuju Jalan Sultan Agung ke Timur sampai pertigaan depan Koramil belok ke Utara Jalan Sukun kemudian ke kiri hingga Jalan Bausasran - Jagalan - Sultan Agung - Sewandanan II - Jalan Harjono - Purwanggan - Harjowinatan - Jalan Masji ke kiri kembali masuk Pura Pakualaman.**
Liputan: Teguh Priyono
Artikel Terkait
Dialog Budaya Sosialisasi Sejarah dan Nilai-Nilai Kepakualaman Menjadi Pencerah bagi Masyarakat tentang Kadipaten Pakualaman
Lebih Jauh Tentang Kadipaten Pakualaman sebagai Pengemban Budaya
Usung Tema Manggala Gati Wiwaraning Rat, Peringatan Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-213 Tahun 2025 Diwarnai Banyak Acara
Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon, Kulik Babar Babad Pakualaman dan Babad Betawi
Ganti Dwaja Prajurit Jaga di Kadipaten Pakualaman, Atraksi Budaya Setiap Sabtu Kliwon Diminati Wisatawan
Menteri PPPA Hadiri Lampah Guyub Sesarengan #4 Peringati Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-213 Tahun Masehi