“Kami percaya bahwa air laut memiliki kekuatan untuk menyucikan segala bentuk kekotoran. Melalui Melasti, kami memohon berkah agar diberikan kesucian lahir batin serta keseimbangan hidup,” tutur Wayan Sudarma, salah satu peserta upacara dari Kecamatan Senduro.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Mengintai Pemudik, 4 Peralatan Ini Penting untuk Dibawa!
Dalam prosesi persembahyangan, pemuka agama Hindu membacakan doa-doa suci dan mantram.
Kepulan asap dupa memenuhi udara, menyatu dengan aroma laut yang khas.
Para umat merapatkan tangan dalam posisi anjali mudra, menutup mata, dan mengucapkan doa dengan penuh penghayatan.
Pantai Watu Pecak menjadi saksi bisu perayaan yang telah berlangsung turun-temurun ini.
Ombak yang bergulung seakan turut mengiringi lantunan kidung suci.
Bagi umat Hindu Tengger, ritual Melasti bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap alam yang telah memberikan kehidupan.
Baca Juga: Sengketa Tanah Rp3,3 Miliar Mat Solar Akhirnya Rampung! Ini Waktu Pencairan Uangnya ke Keluarga
Di balik kesakralan ritual ini, ada pula makna sosial yang mendalam.
Bagi masyarakat Tengger, Melasti bukan hanya ajang beribadah, tetapi juga momentum untuk mempererat hubungan antarsesama.
“Kami datang bersama keluarga dan warga desa. Ini juga menjadi ajang silaturahmi dan menjaga persaudaraan di antara umat Hindu,” ungkap Ni Ketut Sri, peserta asal Desa Argosari.
Selain umat Hindu, masyarakat sekitar pun turut menyaksikan jalannya upacara dengan penuh rasa hormat.