ragam

Pelajaran Hidup bagi Wangsa Pakualaman dalam Serat Piwulang Jayeng Irawan

Senin, 18 Agustus 2025 | 19:45 WIB
Dari kiri: Enjang Prasetyo Wening, moderator K.R.T Jayeng Taruno dan Prof Yusro Edi Nugroho, dalam Dialog Budaya Pakualaman, Jumat 15 Agustus 2025. (Foto: Teguh Priyono)

SENANGSENANG.ID - Manusia hanya hidup sekali, maka jangan menjadi pribadi yang mendapat kehinaan.

Demikian diungkap Prof Yusro Edi Nugroho Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Negeri Semarang (UNES) yang mengutip teks dari Serat Jayeng Irawan.

Hal ini disampaikan dalam Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon yang digelar Kadipaten Pakualaman di Ndalem Kepatihan Pakualaman, Jumat 15 Agustus 2025 malam.

Baca Juga: Viral Motor Ujug-Ujug Nyangkut di Atas Beton Rumah Warga di Lampung Timur, Diduga Imbas Aksi Curanmor

Dialog Budaya mengusung tema Piwulang Jayeng Irawan Lentera Kebajikan dari Seorang Patih Kadipaten Pakualaman menghadirkan dua narasumber yaitu Prof Yusro Edi Nugroho, Guru Besar Ilmu Budaya UNES dan Enjang Prasetyo Wening S.S., dari Urusan Arsip Kadipaten Pakualaman dengan moderator K.R.T. Jayeng Taruno, Sentana Dalem.

Lebih lanjut menurut Prof Yusro, piwulang Jayeng Irawan ditulis oleh R.T. Kapten Jayeng Irawan seorang tokoh penting Pakualaman yang memiliki kesetiaan, kapabilitas dan memegang tanggungjawab besar dalam kehidupan keluarga Paku Alam II.

"Jayeng Irawan memahami hidup bukan sebagai sarana untuk menikmati anugerah tetapi beliau memahami hidup ini sebagai upaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik," jelas Prof Yusro.

Baca Juga: MA Kembali Tolak PK Jessica Kumala Wongso dalam Kasus Kopi Sianida

Karena kecakapan, kejujuran serta kesetiaannya menurut Prof Yusro, Jeyeng Irawan diberi kepercayaan untuk mendidik putra putra Paku Alam II hingga Paku Alam III.

"Dalam aspek sejarah memang belum diketahui linimasa pasti kehidupan tokoh ini. Namun demikian Jayeng Irawan diperkirakan hidup pada masa kekuasaan Paku Alam I, Paku Alam II Hingga Paku Alam III," jelas Prof Yusro.

Piwulang Jayeng Irawan adalah warisan budaya dari Kadipaten Pakualaman berisi ajaran pengembangan diri, pembentukan etika, moral serta karakter baik untuk individu maupun kelompok.

Baca Juga: Studi Ungkap Fakta di Balik Diet Tinggi Protein, Tak Seburuk yang Dibayangkan

"Ajaran iki terdokumentasi dalam manuskrip kuno yang tersimpan di perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman," ucap Enjang.

Terdapat dua manuskrip yang memuat ajaran ini, yaitu naskah berjudul Piwulang Raden Tumenggung Jayeng Irawan dengan kode Pi.21 dan Piwulang Jayeng Irawan dengan kode Pi.22.

Halaman:

Tags

Terkini