Menurut penelitian, pada tahun 2050, setengah populasi dunia diprediksi menderita kelainan refraksi rabun jauh atau myopia. Dengan banyaknya kegiatan belajar mengajar yang di lakukan anak di depan gadget selama masa pandemi juga mempengaruhi meningkatnya angka Myopia pada anak, salah satunya di Indonesia, terlebih di daerah Ibukota.
Sayangnya, menurut Dodi, di Indonesia, tingkat kesadaran terhadap kesehatan mata masih sangat rendah terutama dalam hal risiko dan penanganan mata minus (myopia) khususnya pada anak.
Hal ini dibuktikan melalui kegiatan CSR maupun kegiatan Miyosmart Goes to School sebelumnya, bahwa terdapat banyak anak usia sekolah mengalami myopia yang cukup tinggi tetapi masih belum dikoreksi menggunakan kacamata, bahkan banyak dari diantaranya yang orangtuanya tidak menyadari bahwa sang anak mengalami myopia.
Selain itu, ditemukan bahwa banyak pula orangtua yang belum pernah memeriksakan kondisi mata anaknya.
Masyarakat cenderung menganggap remeh kelainan refraksi seperti kondisi myopia. Padahal, myopia yang tidak terkontrol dapat mengarah ke komplikasi penyakit mata lainnya yang lebih serius. Myopia paling baik ditangani sedini mungkin untuk menghindari masalah penglihatan jangka panjang.
“Banyak yang tidak mengetahui bahwa pertumbuhan myopia pada anak dapat dikontrol/ditahan dan kini terdapat beberapa opsi kontrol myopia," jelas Dodi.
Oleh karena itu, lanjut Dodi, Hoya ingin melakukan edukasi kepada orangtua maupun anak tentang pentingnya menjaga kesehatan mata sejak dini.
Edukasi ini difokuskan untuk orangtua dengan anak usia sekolah dasar. Semakin dini penanganan yang dilakukan, semakin besar peluang untuk menghindari penyakit mata yang lebih serius,” Dodi menjelaskan.
Baca Juga: Sejumlah Perjalanan KA Dialihkan Pasca Kecelakaan Kereta Api Argo Semeru dan Argo Wilis di Wates
Melalui inovasi terbarunya, lensa kacamata terapi Miyosmart, Hoya memperkenalkan opsi kontrol myopia terkini di Indonesia, dengan uji klinis terpanjang dan tingkat efikasi paling tinggi diantara lensa kacamata kontrol myopia lainnya.
Miyosmart telah melalui uji klinis selama 6 tahun, terbukti dapat menahan laju pertumbuhan myopia hingga 60 persen. Miyosmart mendapat pengakuan dari global, dengan berbagai penghargaan bergengsi pada industri optik dan kesehatan mata. Lensa kacamata terapi dianggap sebagai opsi kontrol myopia yang paling mudah digunakan karena tidak menyentuh organ mata anak secara langsung (non-invasive). **
Artikel Terkait
Gelar Sunset Design Talk, Hima DKV ISI Surakarta Hadirkan Praktisi Animasi dan Visual Artist
457 Mahasiswa Universitas Muria Kudus Mendapatkan Beasiswa Prestasi Senilai Total Rp2,96 Miliar
Ikuti Kuliah Tipografi Nusantara, Mahasiswa DKV ISI Surakarta Kunjungi Pasar Barang Antik Triwindu
Moderat Sejak Dini, Santri Diajari Nilai-Nilai Pokok Ajaran Agama, Seperti Dilakukan Ponpes Tahfidz Al Kaukab
Gubernur Khofifah Indar Parawansa Terima Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Ekonomi dari Unair
Pusat Seni Budaya Profetik Menggelar Pelatihan Drama dan Teater Angkatan Pertama, Remaja Masjid Ikut Antusias