“Program ini dirancang untuk memberikan manfaat bagi pedagang dan pembeli. Pembeli mendapatkan potongan harga, sementara pedagang diharapkan dapat meningkatkan omset dan menarik lebih banyak pembeli yang sebelumnya hanya sekadar melihat-lihat,” kata Susanto.
Baca Juga: Asah Keberanian Memimpin Perubahan, 28 Kepala Sekolah dari 6 Keuskupan Ikuti School Leadership Camp
Pasar Sanggrahan berhasil meraih juara pertama dengan nilai 72,37, disusul Pasar Prawirotaman di posisi kedua, dan Pasar Karangwaru di juara ketiga.
Juri dalam perlombaan ini terdiri dari perwakilan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Paguyuban Bank Sampah, serta LSM lingkungan setempat, yang bertugas secara independen.
“Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong pasar tradisional dalam bertransformasi ke arah digital dan meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan pasar, serta mendukung keberlanjutan UMKM lokal,” tambah Ambar.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sanggrahan, Agnes Tantri mengungkapkan sejak berdirinya pasar di jalan Kampung Sanggrahan di tahun 2015 telah berkomitmen menjaga kebersihan pasar.
“Pasar Sanggrahan ini kan tergolong kecil dan berada di tengah kampung. Jadi sejak dulu, sampah dari pedagang itu dibawa pulang. Kemudian kami berkomitmen dengan membangun bank sampah untuk sampah anorganik dan pengolahan sampah organik menggunakan biopori,” jelasnya. **