SENANGSENANG.ID - Rojala dan Rohana memang lagi tenar. Bukan nama orang, apalagi artis, tapi hanyalah istilah yang diberian kepada mereka yang suka ke mall.
Bukan untuk berbelanja, tetapi Rojali adalah rombongan jarang beli, sedangkan Rohana adalah rombongan hanya nanya-nanya.
Kedua istilah ini menggambarkan orang yang datang ke pusat perbelanjaan hanya untuk melihat-lihat maupun bertanya tanpa membeli kepada penjualnya.
Baca Juga: Rekomendasi Lipstik Merah Merona dan Harganya, Cocok Dipakai di Bulan Kemerdekaan Beb
Hal tersebut lantas mencuatkan dugaan mal-mal di Indonesia ini sepi lantaran fenomena tersebut.
Perihal itu, Direktur Program dan Kebijakan Prasasti Center for Policy Studies, Piter Abdullah menyebut keberadaan Rojali dan Rohana bukanlah penyebab utama sepinya mall di Tanah Air.
Piter menilai, perubahan perilaku belanja masyarakat akibat perkembangan teknologi menjadi faktor yang lebih dominan.
Baca Juga: Ijazah UNY Telat Terbit, Calon Wisudawan Agustus 2025 Dilarang Protes di Medsos
"Kita lihat saat ini mal-mal sepi bukan karena Rojali-Rohana, tapi sebetulnya karena gaya hidup belanjanya kita lakukan secara online," ujar Piter dalam konferensi pers peluncuran Laporan Riset Ekonomi Digital Indonesia di Jakarta, pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Piter menjelaskan, maraknya digitalisasi ekonomi telah mendorong pergeseran pola belanja masyarakat. E-commerce kini menjadi pilihan utama, sehingga kunjungan ke pusat perbelanjaan fisik berkurang.
Menurutnya, tren ini justru menunjukkan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Baca Juga: PPATK Klarifikasi soal Kabar Pemblokiran Rekening Milik Ketua MUI
Kendati mall terlihat sepi, konsumsi masyarakat terus tumbuh, namun pergeserannya lebih banyak terjadi di platform digital.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga yang menyumbang 54,25 persen terhadap PDB dari sisi pengeluaran pada kuartal II-2025 tumbuh 4,97 persen secara tahunan (yoy).