Selain tekanan dari ritel besar, UMKM juga menghadapi ancaman dari membanjirnya produk impor.
Baca Juga: Gelar Intimate Showcase, Jalesdeva Refleksikan Perjalanan Bermusik
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, sebelumnya memperingatkan bahwa kebijakan tanpa pembatasan dapat menciptakan “tsunami” produk impor yang menyingkirkan produk lokal.
“Persaingan pasar menjadi timpang. Produk impor yang lebih murah dan biaya produksinya rendah berpotensi menyingkirkan produk lokal,” ujar Novita dalam keterangan resmi DPR, pada April 2025.
Ia menekankan pentingnya proteksi selektif agar UMKM tidak kehilangan pangsa pasar dan terancam gulung tikar.
Baca Juga: Indosat Kembali Selenggarakan IDCamp 2025, Buka Kelas Baru AI Engineer dan Gen AI Engineer
Menurutnya, kondisi ini dapat memicu peningkatan pengangguran, defisit neraca perdagangan, dan penurunan daya saing nasional.
“Negara wajib hadir melindungi pelaku usaha lokal dan memastikan keberlangsungan ekonomi yang adil dan berdaulat,” tegasnya.
Di sisi lain, Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengungkapkan bahwa praktik judi online (judol) juga menjadi ancaman tersembunyi bagi modal usaha masyarakat.
Baca Juga: Kalya Islamadina Resmi Rilis EP Perdana Bertajuk Orange
Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2024, sekitar Rp960 triliun dana masyarakat tersedot ke dalam aktivitas judol.
“Bayangkan uang sebesar itu bisa digunakan untuk memajukan ekonomi rakyat,” ujar Maman di Jembrana, Bali, November 2024.
Menurutnya, aliran dana ke situs judol telah melemahkan daya beli dan modal usaha masyarakat.
Ia menilai aktivitas ilegal tersebut tidak hanya merugikan secara hukum, tetapi juga berdampak serius terhadap perekonomian nasional.