Alunan Gamelan 'Parade Gangsa' Menggema di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sri Sultan Ungkit Kurangnya Antusiasme Generasi Muda

photo author
- Senin, 27 November 2023 | 22:28 WIB
Penampilan tim dari Akademi Angkatan Udara dalam Parade Gangsa di Plaza Monumen Serangan Umum 1 Maret, Senin 27 November 2023. (Foto: Agoes Jumianto)
Penampilan tim dari Akademi Angkatan Udara dalam Parade Gangsa di Plaza Monumen Serangan Umum 1 Maret, Senin 27 November 2023. (Foto: Agoes Jumianto)

SENANGSENANG.ID - Alunan suara gamelan menggema di titik no kilometer, menghagatkan asmosfir Kota Yogyakarta, Senin 27 November 2023 malam.

Alunan gamelan itu menggema dalam balutan Parade Gangsa, sebuah event yang dihelat Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan menampikan pengrawit dari Akademi Angkatan Udara, Korem 072/Pamungkas, Kejaksaan Tinggi DIY, Polda DIY, Pangkalan TNI AL, Kanwil Kemenkumham DIY, dan komunitas Gayam 16.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya membuka gelaran Parade Senja menjelaskan, berbicara tentang gamelan adalah tentang harmoni yang merupakan kunci penting kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Jelang Semifinal Piala Dunia U-17, Okupansi Hotel di Solo Meningkat 80 Persen

"Berbicara prudensi pelestarian gamelan sebagai warisan budaya kita sesungguhnya sedang berbicara tentang nilai dan bukan tentang artefak."

"Sekadar menyegarkan ingatan 15 Desember 2021 UNESCO menetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda, ini adalah wujud pengakuan dunia terhadap keunggulan dan nilai penting falsafah gamelan," ujar Sri Sultan.

Dibeberkan Ngarso Dalem, dalam konteks DIY kita semua tentu sudah sangat paham bahwa pembangunan kebudayaan di DIY ditunjukkan untuk melindungi dan mengembangkan kebudayaan, memperkuat identitas diri atau jadi diri.

Baca Juga: Fakta! Sebanyak 260 Ribu Kendaraan Diblokir Pertamina, Tak Lagi Bisa Isi BBM Bersubsidi

"Serta memanfaatkan kebudayaan sebagai potensi ekonomi kreatif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, serta mengentaskan kemiskinan," imbuhnya.

Kembali ke soal gamelan, terlepas dari berbagai upaya yang selama ini telah dilakukan terkait pelestarian tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi-kondisi keterbatasan jumlah empu, lamanya proses pembuatan gamelan dan kurangnya antusiasme generasi muda terhadap gamelan masih menjadi persoalan yang dihadapi di DIY.

"Demikian pula dalam kaitannya dengan pengakuan UNESCO serta tujuan pembangunan kebudayaan di DIY permasalahan kurangnya antusiasme yang salah satu penyebabnya adalah perihal tak kenal maka tak sayang," ungkap Ngarso Dalem.

Hal ini disebut Sri Sultan sebagai hal yang ironis, sehingga disinilah nilai penting diselenggarakannya Parade Gangsa untuk mengajak seluruh elemen di DIY termasuk Forkopimda untuk bekerjasama dalam merealisasikan pembangunan kebudayaan di DIY melalui seni gamelan.

Baca Juga: UMKM Solo Optimistis Raup Cuan di Semifinal dan Final Piala Dunia U-17 2023

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, SS. M.A. menjelaskan para penampil pada gelaran Parade Gangsa berasal dari Akademi Angkatan Udara (AAU), Polda DIY,  Kejaksaan Tinggi DIY, Korem 072 Pamungkas, Pangkalan TNI AL Yogyakarta, Kanwil Kemenkumham DIY.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X