SENANGSENANG.ID - Sebagai rangkaian Road to Gugus Bagong Festival, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) menyelenggarakan Performance Lecture.
Menampilkan para seniman dan peneliti diantaranya Maulidi Harista, Studio Malya, Arif Furqan, Linda Mayasari dan Ihsan Kurniawan di Panggung Diponegoro PSBK Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu 20 November 2024 malam.
Hajatan dua tahunan PSBK tahun yang dikemas dalam bingkai Road to Gugus Bagong Festival ini merupakan cara menyenangkan untuk membicarakan gagasan gagasan penting dalam bentuk presentasi yang unik dan teaterikal.
Menurut Direktur Eksekutif PSBK, Jeannie Park, festival Gugus Bagong merupakan festival seni yang menempatkan PSBK sebagai art center dengan DNA pendidikan yang ditujukan sebagai usaha memelihara relevansi seni sebagai kebutuhan hidup.
Guna mencapai tujuan tersebut, PSBK menjalankan 4 fungsi utama yaitu fungsi presentasi, fungsi literasi, fungsi perekaman dan dokumentasi serta fungsi konservasi.
"Salah satu rangkaian acara Road to Gugus Bagong Festival ini adalah Performance Lecture yang merupakan presentasi hasil penelitian dan pengembangan ide karya disampaikan secara pementasan di atas panggung," tutur Jeannie.
Baca Juga: KAI Selamatkan Barang Penumpang Senilai Rp11,4 Miliar, Periode Januari hingga Oktober 2024
Presentasi yang dikemas dalam format Performance Lecture menurut dia, menyajikan hasil inkubasi, riset dan pengembangan ide karya dari tiga seniman peraih program hibah seni PSBK 2024.
Satu diantaranya adalah Arif Furqan seorang peneliti dan seniman visual yang melakukan residensinya pada program Situate 24-25 di Australia di mana PSBK bekerjasama dengan pusat seni di Tasmania Australia, Assembly 197.
Furqan menyampaikan temuannya yang berjudul "Yang Timbul dan Tenggelam" membahas tentang ingatan dan sejarah kecil yang dilupakan di tengah narasi besar sejarah penggusuran warga untuk pembangunan waduk Gajah Mungkur.
Selain itu ada juga Maulidi Harista seorang penari dan kareografer asal Aceh, yang menyampaikan proses pencarian identitasnya sebagai orang Aceh lewat nisan nisan kuno Aceh.
Dan Studio Malya kolektif multidisiplin yang tertarik dengan eksplorasi ilmu pengetahuan, mempresentasikan hasil penelitian awal mengenai praktik atau inisiatif seni yang sifatnya beririsan dengan domain sosial yang lebih luas yaitu warga.
Artikel Terkait
TBY Gelar Eksperimentasi Seni Musik 'Samirana' Karya Jaeko Siena, Ketika Suling Tak Lagi Ditiup
Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Gelar Pameran Arsip 'Enam Bulan dan Sekian Pertemuan', Ini Keinginan Butet Kartaredjasa
Wiwitan Gugus Bagong Tandai Wajah Baru Padepokan Seni Bagong Kussudiardja
Merayakan Keindahan Nyawijining Rasa di Pameran Seni Rupa dan Bonsai 'Unconditional Loman' di Loman Park Hotel Yogyakarta
Sirkus Barock Sukses Konser 'Hidup Bukan Sekadar Bernafas' di TBY, Sawung Jabo Kini dan Karir Panjangnya di Dunia Seni
Gelar Budaya MGMP Seni Budaya SMA DIY: Pameran Seni Rupa dan Atraksi Beragam Kesenian di TBY