Mengenang Jejak Emas Sang Legenda Dangdut Indonesia Pencipta Termiskin di Dunia, Hamdan ATT

photo author
- Selasa, 1 Juli 2025 | 15:34 WIB
Pedangdut legendaris di Tanah Air, Hamdan ATT. (Instagram.com/realhamdan.at)
Pedangdut legendaris di Tanah Air, Hamdan ATT. (Instagram.com/realhamdan.at)

Hamdan bahkan sempat membentuk sebuah grup musik yang terinspirasi dari The Shadows, band instrumental asal Inggris yang populer pada era 1960-an.

Baca Juga: Jangan Sampai Menyesal, Ini Sejumlah Kekurangan Suzuki Fronx di Balik Godaan Interiornya yang Terbilang Elegan

Perjalanan karier profesionalnya di industri hiburan dimulai ketika dirinya bergabung dengan band Nada Buana pada tahun 1969.

Bersama Nada Buana, Hamdan mulai tampil di layar kaca, khususnya di TVRI, dan perlahan namanya mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

Memikat Lewat Deretan Lagu Hits

Baca Juga: Klaim BUMN Tak Dirugikan dari Kebijakan Impor Gula, Tom Lembong: yang Rugi Hanya Satu Importir Swasta

Momentum penting dalam kariernya terjadi pada tahun 1975, saat Hamdan ATT lulus kuliah dan memutuskan untuk serius menekuni dunia musik dangdut.

Kala itu, namanya kian bersinar dan produktivitasnya di panggung musik terus meningkat, hingga menjadi salah satu penyanyi yang paling ditunggu-tunggu pada masanya.

Di antara deretan lagu-lagu populernya, beberapa judul yang masih dikenang hingga kini antara lain: Dingin, Bekas Pacar, Sakit Hati, Patah Kemudi, Emas Menjadi Tembaga, Jangan Cintai Aku, dan Mabuk Judi.

Baca Juga: Ada 12 Posisi Dubes Masih Kosong, DPR Desak Pemerintah Segera Bertindak: Diplomasi RI Bisa Terganggu

Lagu 'Termiskin Di Dunia' menjadi salah satu karya monumental yang melekat kuat dalam benak penggemar dangdut lintas generasi.

Pedangdut Legendaris Tanah Air

Hamdan yang secara konsisten dalam bermusik tidak hanya menjadikannya sebagai pedangdut legendaris, tetapi juga tokoh penting dalam sejarah musik populer di Indonesia.

Baca Juga: Menhut Raja Juli Antoni: Healing Bisa ke Mal, ke Gunung Perlu Edukasi dan Persiapan

Sang pedangdut itu telah dinilai mampu menembus batas zaman dan tetap relevan di tengah perubahan selera musik masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X