SENANGSENANG.ID - Dalam bangunan tempat tinggal bagi orang Jawa bukan sekadar hunian yang berfungsi sebagai rumah.
Namun juga punya makna yang tidak lepas dari fungsi bangunan sebagai hunian tinggal.
Dalam bangunan rumah masyarakat Jawa pada umumnya ada yang disebut Senthong baik yang ada di sebelah Kiri, Tengah dan Kanan (Senthong Kiwo, Tengah dan Tengen), Emperan dan Jogan.
Adanya Pendhapa itu merupakan perluasan dari dari Emperan dan Gandhok itu perluasan dari Jogan.
Demikian diungkap Dr. Sumardiyanto tim Tenaga Ahli Cagar Budaya ( TACB) Dinas Kebudayaan ( Kundha Kabudayan ) DIY, pada Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon di Ndalem Kepatihan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta, Jumat 11 Juli 2025 malam.
Diuaraikan Sumardiyanto, struktur permukaan rumah tinggal masyarakat Jawa selalu ditemukan adanya rumah inti atau dalem yang didalamnya terdapat senthong, jogan dan emperan.
Baca Juga: Kabar Gembira Melancong ke Eropa, WNI Kini Bakal Lebih Mudah Dapatkan Visa Schengen Multi-Entry
"Senthong Tengah yang berada pada posisi paling belakang justru merupakan ruang yang paling disakralkan. Senthong merupakan ruang yang merepresentasikan adanya hubungan antara penghuni rumah dengan Yang Maha Kuasa," urainya.
Sedangkan Jogan yang berada di Tengah yang di atasnya terdapat atap utama baik berupa joglo maupun limasan merupakan ruang yang merepresentasikan adanya hubungan penghuni rumah dengan lingkungan alam semesta.
Sedangkan Empran yang yang berada di posisi paling depan merupakan ruang untuk menerima tamu dan sekaligus merepresentasikan adanya hubungan antara penghuni rumah dengan lingkungan masyarskat.
Baca Juga: Jogja Fashion Trend 2025, Desainer Phillip Kembalikan Busana Anak pada Marwahnya
Dialog Budaya dengan moderator K.M.T Reksoprabowo juga menghadirkan Dr. Ing. Greg Wuryanto, M.Arch. Sentana Urusan Kaprajan bagian Rehabilitasi Aset Bangunan Cagar Budaya Kadipaten Pakualaman dan Dosen Prodi Magister Arsitektur Universitas Duta Wacana Yogyakarta.
Menurut pemilik nama paringan Dalem K.G.P.A.A. Paku Alam X, R.Riya Pakusewoyo ini, konsep rehabilitasi bangunan cagar budaya di Kadipaten Pakualaman ini dilakukan sebagai tafsir untuk mendeskripsikan praktik strategis kebudayaan.
Artikel Terkait
Dialog Budaya Kadipaten Pakualaman Ajak Generasi Muda Menjadi Duta Budaya Yogyakarta
Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon Pakualaman Dihadiri Peserta Dua Generasi, Siapa Saja yaa..
Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon: Membedah Simbolik Filosofi Gerbang Danawara Pura Pakualaman
Warga Bantul Antusias Ikuti Dialog Budaya Sosialisasi Sejarah dan Nilai-Nilai Budaya Kepakualaman
Dialog Budaya Sosialisasi Sejarah dan Nilai-Nilai Kepakualaman Menjadi Pencerah bagi Masyarakat tentang Kadipaten Pakualaman
Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon, Kulik Babar Babad Pakualaman dan Babad Betawi