Mimpi Kartunis Bakal Keturutan, Museum Kartun Indonesia Segera Hadir di Semarang

photo author
- Senin, 25 Agustus 2025 | 21:01 WIB
Para kartunis dalam pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu di Tan Artspace Semarang. (Istimewa)
Para kartunis dalam pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu di Tan Artspace Semarang. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Mimpi kartunis Indonesia untuk memiliki museum kartun sebentar lagi bakal terwujud.

Indonesia segera memiliki rumah baru bagi dunia kartun: Museum Kartun Indonesia yang direncanakan berdiri di Kota Semarang.

Museum ini akan menjadi ruang pelestarian, edukasi, ekonomi kreatif, sekaligus destinasi budaya yang unik, menampilkan kekayaan kartun dari masa ke masa, dari seluruh Indonesia.

Baca Juga: Imbas Demo Ricuh di DPR, KRL Beroperasi Hanya Sampai Stasiun Kebayoran

Kartun, selama ini, bukan sekadar gambar hiburan. Ia berperan sebagai kritik sosial, media pendidikan, bahkan saksi sejarah bangsa.

Sayangnya, banyak karya kartun Indonesia yang tercecer dan belum terdokumentasi secara baik.

Museum kartun Indonesia hadir menjawab kebutuhan tersebut dengan menyediakan galeri permanen, pusat riset, serta ruang interaktif bagi masyarakat.

Pengunjung mengapresiasi pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu.
Pengunjung mengapresiasi pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu. (Istimewa)

Gagasan kebutuhan ‘Rumah Kartun Indonesia’ tercetus dalam momentum diskusi publik pada pameran kartun ‘Merdeka atau Mati Kutu’ yang diselenggarakan oleh Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) 17 - 28 Agustus 2025 yang lalu di Tan Artspace Jl. Papandayan 11 Semarang.

Pameran langka yang memajang 23 karya kartun dari 17 kartunis Indonesia ini juga menyelenggarakan dialog publik dengan para seniman dan para pelaku ekonomi kreatif Kota Semarang.

Ada juga workshop kartun bersama mastro kartun Jitet Kustana dan ’ngobrol komik’ bersama Komikus Beng Rahadian yang memantik banyak gagasan menarik seputar dunia kartun dan komik Semarang.

Baca Juga: Lisa Mariana Berniat Surati Ridwan Kamil untuk Tes DNA Ulang di Singapura

“Kartun adalah bahasa rakyat. Ia mampu menyampaikan kritik dengan tawa, mengingatkan dengan canda, dan menumbuhkan kesadaran tanpa harus menggurui. Karena itu, kehadiran Museum Kartun Indonesia bukan hanya kebutuhan seniman, melainkan kebutuhan Semarang, dengan sejarah dan posisi strategisnya, sangat tepat menjadi rumah pertama museum ini. Kami berharap museum ini bisa menjadi ruang ingatan kolektif sekaligus laboratorium kreativitas bagi generasi mendatang,” ujar Abdullah Ibnu Thalhah, Presidium Persatuan Kartunis Indonesia (PAKARTI).

Menurut dosen seni dan Arsitektur UIN Walisongo ini Semarang dipilih sebagai lokasi karena memiliki tradisi multikultural yang kuat serta reputasi sebagai ‘Ibukota kartun Nusantara’.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X