Mimpi Kartunis Bakal Keturutan, Museum Kartun Indonesia Segera Hadir di Semarang

photo author
- Senin, 25 Agustus 2025 | 21:01 WIB
Para kartunis dalam pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu di Tan Artspace Semarang. (Istimewa)
Para kartunis dalam pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu di Tan Artspace Semarang. (Istimewa)

Di Semarang pula event ‘Canda Laga’ (1988) sebagai ajang lomba dan pameran kartun internasional untuk pertama kali digelar.

Baca Juga: Nissan GT-R hingga Ducati Senilai Puluhan Miliar Diamankan KPK dari OTT Wamenaker Noel

Dari kota Lumpia ini lahir para maestro kartun yang karya-karyanya diterima masyarakat seperti almarhum mas Goen dengan kartun wayang mbeling, Masdi dengan ‘Pak Bei‘, Koesnan Hoesi dengan kartun ‘cemeng’, dll.

Para kartunis ini pada 1989 mendeklarasikan organisasi Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) sebagai wadah berorganisasi para kartunis secara nasional.

Jangan lupa pula nama Jitet Kustana, maestro kartun Semarang dengan reputasi internasional yang tak tertandingi, telah menjuarai lebih dari 180 lebih lomba kartun internasional, merupakan bukti adanya basis sumberdaya kartunis yang kuat di Semarang.

Baca Juga: 41 Persen Perusahaan Bakal PHK Massal hingga 2030 Imbas AI yang Kian Marak Dipakai Dunia Kerja Global

Setidaknya ada empat fungsi museum kartun, yakni: Pertama, Pelestarian Arsip dan Sejarah – Banyak karya kartun yang tercecer, terlupakan, bahkan hilang tanpa dokumentasi yang memadai.

Museum Kartun Indonesia akan menjadi pusat penyelamatan dan digitalisasi arsip kartun Nusantara.

Kedua, Edukasi Generasi Muda – Museum ini akan menjadi ruang belajar interaktif bagi siswa, mahasiswa, pengkaji seni visual dan masyarakat untuk memahami sejarah bangsa melalui bahasa visual yang jenaka sekaligus kritis.

Baca Juga: Jaga Kondusivitas Kongres PWI, Hendry Ch Bangun Cabut Gugatan Wanprestasi FH BUMN

Ketiga, Destinasi Budaya Kota Semarang – sebagai kota multikultural yang kaya tradisi seni, Semarang mengukuhkan diri menjadi episentrum baru kartun Indonesia, sekaligus destinasi wisata budaya yang unik.

Keempat, Ruang seni dan Ekonomi Kreatif -. Museum akan menyediakan galery dan studio sebagai ruang kebebasan berekspresi dab berkreasi lintas generasi. Museum nantinya ini tidak hanya menjadi pusat dokumentasi dan pameran, tetapi juga ruang persemaian ekonomi kreatif sekaligus jembatan budaya yang memperkuat citra Semarang di mata nasional maupun internasional.

Selain melestarikan arsip dan karya maestro kartun, museum ini juga akan menjadi ruang edukasi generasi muda, menggelar pameran tematik, workshop, hingga forum diskusi kreatif.

Baca Juga: 14 Orang dan 22 Unit Kendaraan Diamankan dalam OTT Wamenaker, Identitas Belum Diungkap KPK

Dengan demikian, museum ini bukan hanya tempat menyimpan karya, tetapi juga “hidup” sebagai ruang pertemuan antara seniman, akademisi, dan masyarakat luas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X