Seni Dedok: Tubuh, Kuasa, dan Harapan yang Nyaris Remuk

photo author
- Rabu, 17 Desember 2025 | 17:19 WIB
I Made Arya Dwita Dedok dan karyanya berjudul Tubuh, Kuasa, dan Makhluk-Makhluk yang Dipaksa Jinak. (Foto: Istimewa)
I Made Arya Dwita Dedok dan karyanya berjudul Tubuh, Kuasa, dan Makhluk-Makhluk yang Dipaksa Jinak. (Foto: Istimewa)

Dedok menegaskan bahwa kekerasan tidak selalu hadir dalam ledakan besar.

Baca Juga: Ini 10 Destinasi Wisata Favorit di Solo Raya yang Wajib Dikunjungi saat Libur Nataru

Dalam karyanya, hujan proyektil turun perlahan, berulang, dan dilegalkan.

"Visual ini menjadi kritik politis: kekerasan struktural sering kali tampak biasa, bahkan dekoratif, hingga publik lupa bahwa ia terus melukai," beber Bro Matra.

Tradisi sebagai Alat Kritik

Baca Juga: Jawa Tengah Siap Sambut 8,5 Juta Wisatawan di Libur Nataru, Lima Wilayah Jadi Magnet Utama

Bahasa visual Dedok meminjam idiom tradisi Bali—ornamen, stilisasi, dan ritme visual—namun bukan untuk nostalgia.

Tradisi dijadikan alat pembongkar realitas kontemporer. Dengan komposisi padat dan teknik teliti, Dedok memaksa penonton menghadapi ketidaknyamanan, bukan sekadar menikmati keindahan.

“Tradisi bagi saya bukan museum. Ia adalah pisau bedah untuk membuka kenyataan hari ini,” tambahnya.

Baca Juga: Tangis Warga Desa Juara: Kehilangan Kebun, Harapan Pendidikan Anak Terancam

Arsip Visual Perlawanan

Karya Dedok tidak menawarkan solusi, melainkan kesaksian: tentang tubuh yang dikendalikan, kemanusiaan yang bernegosiasi dengan rasa takut, dan harapan yang tetap dipeluk meski nyaris remuk.

Kurator pameran, Ni Luh Putu Ayu, menegaskan karya Dedok adalah pengingat keras bahwa seni tidak boleh berhenti pada estetika.

Baca Juga: Pengungsi Banjir di Paya Cukai Langkahan Butuh Pertolongan, Relawan Minta Tim Kesehatan Segera Turun

“Karya ini adalah arsip visual perlawanan. Ia mengingatkan kita bahwa seni bukan pelarian, melainkan cara paling jujur untuk menghadapi kenyataan,” ujarnya.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X