Gegerboyo dengan instalasi SEGORO GUNUNG – Line Between Shadows, membaca Sumbu Filosofis Yogyakarta sebagai sistem pengetahuan hidup.
Irama Nusantara melalui instalasi Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas, menyoroti sejarah musik populer Indonesia era 1960-an.
Umi Lestari dengan film esai I Saw Her in Motion, mengangkat kembali kiprah sutradara perempuan pionir Ratna Asmara dan Kay Mander.
MIVUBI lewat karya digital RAMpogan Arena, merefleksikan dinamika kekuasaan dan kebebasan berekspresi di era digital.
Baca Juga: Polres Wonogiri Pastikan Kesiapan Personel di Hari Pertama Operasi Lilin Candi 2025
Partisipasi Publik
Pameran ditutup dengan ruang interaktif yang mengajak pengunjung menyampaikan suara, pandangan, dan harapan mereka.
“SUARA Indonesia! berangkat dari keyakinan bahwa kebudayaan akan hidup ketika setiap orang memiliki ruang untuk bersuara,” ungkap kurator Ignatia Nilu.
Agenda Publik
Selain pameran utama, rangkaian kegiatan terbuka untuk umum dan gratis:
- Talkshow SUARA Indonesia! – Sabtu, 20 Desember 2025, pukul 15.00 WIB di GIK UGM.
- Pentas Teater “Tanah Warisan” – Senin, 22 Desember 2025, pukul 19.30 WIB di Auditorium IFI Yogyakarta.
- Pentas Musik – Minggu, 28 Desember 2025, pukul 16.00 WIB di GIK UGM.**
Artikel Terkait
Pameran Seni Rupa Axis Bangkok-Jogja: Diplomasi Lewat Seni Kuatkan Poros Budaya Yogyakarta dan Thailand
Merayakan Warisan Sastra Fantasi Michael Ende di GoetheInstitut Jakarta, Pameran Masih Dibuka hingga 28 September 2025
Misi Grafis 93 Gelar Pameran Reuni 'Jejak dan Resonansi' di Indie Art House
26 Perupa Ikuti Pameran 'Urip iku Urup' di Shaktikerta Fine Art Space Sragen
Pameran Internasional 'Interfaith' di UIN Walisongo: Seni Jadi Jembatan Kerukunan
Panic to Magic: Pameran Multisensori Mengolah Krisis Lingkungan Jadi Kreativitas