Penulis Pameran Transboundary Menembus Batas, Dwi Retno Sri Ambarwati, S.Sn, M.Sn menyebut pameran ini bertujuan untuk menyatukan kembali para alumni yang pernah terpisah satu sama lain dan menggairahkan semangat mereka.
Selain juga memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan dan karya-karya yang menginspirasi.
"Ini adalah momen yang penuh kebanggaan dimana perbedaan generasi, pengalaman, dan profesi dihadirkan dalam satu ruang untuk menciptakan kegiatan yang bermanfaat dan menginspirasi," ungkapnya.
Prof Dr Suastiwi M.Des yang membuka pameran ini, Sabtu 22 Juli 2023 lalu mengungkapkan Transboundary adalah sebuah kata yang menarik diungkapkan.
Baca Juga: Honda Bakal Meluncurkan Mobil Baru di Ajang GIIAS 2023 agar Penjualan Makin Moncer, Ini Bocorannya
Transboundary, sebagai kata sifat yang bila disandingkan dengan kelompok orang atau komunitas, maka hal ini menunjukan bahwa sekelompok orang tersebut telah melintas berbagai batas-batas baik itu geografi, budaya, jaman, generasi, disiplin ilmu, atau pun profesi.
"Pada dunia yang terbuka dan cair seperti saat ini, peristiwa crossing border menjadi jamak dan semakin sering kita temukan di dunia desain dan seni rupa pada umumnya," ungkap Suastiwi.
Dibeberkan Suastiwi, dalam situasi lintas batas ada dua makna yang dapat dicatat. Bahwa bila dia pelaku maka pelintas batas dapat diartikan sebagai orang yang senang melakukan eksplorasi pada area-area baru dan kemudian menyatukan pengetahuan barunya dengan sesuatu yang telah dipunyainya.
Baca Juga: Gunung Balak Magelang Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Religi, Sadranan Jadi Salah Satu Ikon
"Baik itu dalam gagasan, gaya, material maupun teknik sehingga tercipta sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak ada, inilah yang disebut kreativitas," terang Suastiwi.
Para pelintas batas pun punya kecenderungan untuk menembus batas-batas, meruntuhkan tembok penghalang, baik geografi maupun kultural, dan kemudian (biasanya) mampu mendorong tumbuhnya pertukaran ide yang kaya sehingga tercipta inklusif yang mengatasi perbedaan.
"Para pelintas batas perlu mampu menetapkan batas-batas baru dalam praktik desain, menantang diri sendiri untuk berpikir melampaui norma, batas, dan hal-hal konvensional," tandasnya.
Prof Suastiwi menyambung, komunitas dan pameran para pelintas batas ini menjadi pintu masuk menuju hadirnya kreativitas, inovasi, dan eksplorasi perspektif dan narasi baru.
Artikel Terkait
Pameran Seni Rupa Bertajuk Burza Miracle Art Journey Digelar Selama Dua Bulan di Burza Hotel Jogokaryan
Kelompok Parkiran Gelar Pameran Seni Rupa di Asmara Art & Coffe Shop Tirtodipuran Jogja
Pameran Foto 'Jogja Uncensored' di Pendhapa Art Space, Angkat Potensi Budaya dan Filosofi Kota Yogya
Pameran Kaligrafi Islam Bermuatan Ajakan untuk Berhijrah Menuju Hidup Lebih Baik
Pelukis Perempuan Kartika Affandi, Nunung WS, dan Dyan Anggraini Pameran Bersama Matahari 3 di Pojok Terakota
Kunjungi Pameran Tetap Arsip Statis Presiden Soekarno, Ratna Sari Dewi akan Serahkan Koleksi Pribadi ke ANRI