entertainment

Road to Gugus Bagong Festival: Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Gelar Performance Lecture

Kamis, 21 November 2024 | 15:21 WIB
Linda Mayasari memperagakan beberapa gerakan khas karya BK dalam Performance Lecture di Panggung Diponegoro PSBK Kasihan. (Foto: Teguh Priyono)

SENANGSENANG.ID - Sebagai rangkaian Road to Gugus Bagong Festival, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) menyelenggarakan Performance Lecture.

Menampilkan para seniman dan peneliti diantaranya Maulidi Harista, Studio Malya, Arif Furqan, Linda Mayasari dan Ihsan Kurniawan di Panggung Diponegoro PSBK Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu 20 November 2024 malam.

Hajatan dua tahunan PSBK tahun yang dikemas dalam bingkai Road to Gugus Bagong Festival ini merupakan cara menyenangkan untuk membicarakan gagasan gagasan penting dalam bentuk presentasi yang unik dan teaterikal.

Baca Juga: Hari Ini Ioniq 9 Jalani World Premiere dalam Ajang Los Angeles Auto Show 2024, Intip Spek dan Kecanggihannya

Menurut Direktur Eksekutif PSBK, Jeannie Park, festival Gugus Bagong merupakan festival seni yang menempatkan PSBK sebagai art center dengan DNA pendidikan yang ditujukan sebagai usaha memelihara relevansi seni sebagai kebutuhan hidup.

Guna mencapai tujuan tersebut, PSBK menjalankan 4 fungsi utama yaitu fungsi presentasi, fungsi literasi, fungsi perekaman dan dokumentasi serta fungsi konservasi.

"Salah satu rangkaian acara Road to Gugus Bagong Festival ini adalah Performance Lecture yang merupakan presentasi hasil penelitian dan pengembangan ide karya disampaikan secara pementasan di atas panggung," tutur Jeannie.

Baca Juga: KAI Selamatkan Barang Penumpang Senilai Rp11,4 Miliar, Periode Januari hingga Oktober 2024

Presentasi yang dikemas dalam format Performance Lecture menurut dia, menyajikan hasil inkubasi, riset dan pengembangan ide karya dari tiga seniman peraih program hibah seni PSBK 2024.

Satu diantaranya adalah Arif Furqan seorang peneliti dan seniman visual yang melakukan residensinya pada program Situate 24-25 di Australia di mana PSBK bekerjasama dengan pusat seni di Tasmania Australia, Assembly 197.

Furqan menyampaikan temuannya yang berjudul "Yang Timbul dan Tenggelam" membahas tentang ingatan dan sejarah kecil yang dilupakan di tengah narasi besar sejarah penggusuran warga untuk pembangunan waduk Gajah Mungkur.

Baca Juga: Pameran Nasional Peringatan 100 Tahun AA Navis: Visualisasi Sosok dan Karya Inspiratif Tokoh Sastra Indonesia

Selain itu ada juga Maulidi Harista seorang penari dan kareografer asal Aceh, yang menyampaikan proses pencarian identitasnya sebagai orang Aceh lewat nisan nisan kuno Aceh.

Dan Studio Malya kolektif multidisiplin yang tertarik dengan eksplorasi ilmu pengetahuan, mempresentasikan hasil penelitian awal mengenai praktik atau inisiatif seni yang sifatnya beririsan dengan domain sosial yang lebih luas yaitu warga.

Halaman:

Tags

Terkini