entertainment

SUARA Indonesia!: Pameran Refleksi 20 Tahun Konvensi UNESCO Hadir di Yogyakarta

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:44 WIB
Pameran SUARA Indonesia! Retrospeksi 20 Tahun Konvensi 2005 UNESCO untuk menandai dua puluh tahun Konvensi 2005 UNESCO tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan menghadirkan pameran bertajuk “SUARA Indonesia! Retrospeksi 20 Tahun Konvensi 2005 UNESCO”.

Gelaran ini berlangsung pada 20–28 Desember 2025 di Galeri Bulaksumur, Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Yogyakarta.

Pameran ini menandai dua dekade Konvensi 2005 UNESCO tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Wisata Guci, Fasilitas Pemandian Rusak Parah

Lebih dari sekadar perayaan, SUARA Indonesia! dirancang sebagai ruang refleksi yang menegaskan bahwa kebudayaan bukan hanya warisan masa lalu, melainkan ruang hidup yang terus diciptakan, dinegosiasikan, dan dipertukarkan.

Pesan Menteri Kebudayaan

Dalam sambutan video pembukaan, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk pembangunan kebudayaan.

Baca Juga: Banjir dan Longsor di Sumatra: Ribuan Korban Jiwa, Lumpur Setinggi Rumah Masih Jadi PR

“Laporan periodik Konvensi 2005 yang akan disusun pada 2027 menjadi instrumen penting untuk menilai capaian, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan langkah ke depan. Proses ini membutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

Segmen Pameran

Pameran ini membawa pengunjung menelusuri perjalanan Indonesia meratifikasi Konvensi 2005 pada 2012, capaian yang diharapkan, hingga tantangan implementasi.

Baca Juga: Potret Pilu di Tengah Banjir Aceh Tamiang: Bayi 10 Bulan Bertahan Hidup dengan Mi Instan

Narasi dimulai dari kronik perkembangan Konvensi UNESCO sejak 1950, lalu diperkaya dengan karya seni kontemporer yang menghadirkan refleksi artistik atas relasi negara, masyarakat, teknologi, dan kebebasan berekspresi.

Empat karya seniman turut ditampilkan:

Halaman:

Tags

Terkini